KULONPROGO– Ketua Kelompok Konservasi Penyu Abadi Jaka Samudra mengungkapkan, dari tahun ke tahun jumlah sarang penyu di kawasan Pantai Trisik terus mengalami penurunan. Penyebabnya, adalah aktivitas tambak udang yang kian meluas di kawasan tersebut.
Keberadaan tambak udang yang terus meluas, apabila terus dibiarkan dapat mengancam kelestarian dan populasi penyu. Bahkan, lanjut Jaka, pendaratan penyu di Pantai Trisik sudah hampir terancam punah atau tidak adalagi penyu yang mendarat di kawasan tersebut. Jaka menegaskan, saat ini upaya konservasi penyu tergantung ketegasan pemkab.
“Mana yang mau diprioritaskan, tambak udangnya atau konservasi penyu yang harus diselamatkan. Penyu tidak bisa terganggu oleh aktivitas manusia saat akan bertelur. Penyu sangat sensitif terhadap suara gaduh hingga asap,” tandas Jaka, Minggu (9/8/2015)
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo Suharjoko menambahkan, pendaratan penyu di kawasan perairan selatan Pulau Jawa merupakan sesuatu yang langka. Maka dari itu, Pantai Trisik sebagai kawasan pendaratan penyu harus dapat dipertahankan. Suharjoko berharap, nantinya dapat dibentuk grand desain Pantai Trisik dengan menggandeng kelompok konservasi dan KKN UGM.
Terkait maraknya aktivitas tambak udang yang mengancam konservasi penyu, Suharjoko mengatakan, masalah tersebut masih didiskusikan bersama pemkab. Dia mengungkapkan, upaya penertiban tambak udang telah dilakukan.
“Beberapa waktu lalu kami sudah sampaikan surat peringatan kepada pemilik tambak udang yang melakukan pelanggaran. Sedangkan, rencana aktifitas penambangan pasir besi juga sudah ada kesepakatan dengan pihak PT JMI untuk memerhatikan amdal dari aktifitas yang dilakukan,” jelas Suharjoko.
Comments