Calon bupati (cabup) Bantul, Suharsono menyindir politik dinasti dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang melibatkan pesaingnya Sri Suryawidati.
Suharsono menyatakan, visinya maju sebagai cabup salah satunya untuk memutus politik dinasti. Pernyataan itu ditujukan kepada cabup nomor urut dua, Sri Suryawidati. Seperti diketahui, Ida sapaan akrab Sri Suryawidati maju untuk kedua kalinya sebagai cabup. Sebelum Ida, suaminya Idham Samawi merupakan mantan bupati Bantul selama dua periode.
Menurut Suharsono, sudah lima belas tahun Bantul dipimpin dinasti Samawi. Kondisi itu dianggap tidak baik. Memegang kepemimpinan terlalu lama menurutnya berpotensi mendorong kepala daerah cenderung korup dan dan tiran.
“Saya bandingkan dengan pengalaman di kepolisian saja. Kapolres itu jarang menjabat sampai empat kali atau lebih dari dua kali. Sengaja dibatasi karena kalau lama kecenderungannya korup. Sama dengan pimpinan daerah,” papar purnawirawan Polri itu, Kamis (10/9/2015).
Itu sebabnya, kata dia agenda utamanya bila terpilih menjadi bupati akan menerapkan transparansi anggaran daerah, guna mencegah praktik korupsi. “Saya akan buka ke publik sampai ke masyarakat bawah anggaran yang ada,” tegasnya.
Selain itu, ia mengklaim bakal memperhatikan masalah kesehatan dan pendidikan. Sebab banyak muncul keluhan di masyarakat, masih tingginya biaya masuk SMA di Bantul serta masih adanya biaya berobat di Puskesmas.
Sri Suryawidati hingga berita ini diturunkan belum dapat ditemui atau dihubungi terkait tudingan Suharsono. Namun Ketua Tim Sukses (Timses) Sri Suryawidati, Nur Janis membantah anggapan politik dinasti.
“Bu Ida itu maju untuk kedua kali memajukan dirinya sendiri. Bukan menyerahkan ke anak atau keluarganya. Jadi enggak benar politik dinasti,” kata Janis.
Selain itu kata dia, yang memilih Idham atau Ida menjadi bupati bukan keluarganya melainkan masyarakat.
“Yang punya suara itu masyarakat, jadi yang menentukan jadi bupati atau enggak bukan keluarga Bu Ida,” lanjutnya. Politik dinasti lanjut Janis tidak relevan dikumandangkan di era sekarang. Sebab masyarakat sudah cerdas untuk memilih pimpinan yang mereka anggap baik.
Comments