Marketing Branch Manager Pertamina DIY- Surakarta, Freddy Anwar mengatakan di saat konsumsi BBM turun, penjualan pertalite terus menunjukkan tren positif. Angka penjualannya merangkak tajam seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap BBM jenis baru itu.
“Untuk konsumsi pertalite sendiri cenderung naik. Ini karena masyarakat sudah mengetahui kualitas jenis BBM itu sehingga terjadi migrasi pengguna,” ujar Freddy kepada Harianjogja.com, Minggu (13/9/2015).
Akibatnya, jelas dia, konsumsi premium maupun Pertamax mengalami penurunan. karena mengambil konsumen Premium dan Pertamax mengalami penurunan. Penurunan terasa pada konsumsi Premium yang biasanya mencapai 1500 KL per hari menjadi 1400-1450 KL per hari. Sedangkan konsumsi Pertamax yang pada tahun 2014 lalu mengalami lonjakan hingga 300% atau 300 KL per hari, di tahun ini hanya berkisar 200 hingga 250 KL per hari. Konsumsi Solar di DIY juga sudah turun drastis tahun ini mencapai 350 KL per hari dibandingkan tahun lalu sebesar 400 hingga 500 KL per hari.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap BBM jenis pertalite, Pertamina pun terus menambah jumlah stasiun pengisian BBM umum (SPBU) yang menjual pertalite. Dari awalnya hanya tiga SPBU, saat ini menjadi sembilan SPBU. “Pada awal distribusi Pertalite, kami hanya menyediakan tiga SPBU. Kemudian, meningkat menjadi lima SPBU. Saat ini, jumlah SPBU yang menjual pertalite mencapai sembilan SPBU. Kami akan terus menambah jumlah SPBU, untuk memenuhi animo tinggi masyarakat,” ujarnya.
Penambahan jumlah SPBU yang menjual pertalite tersebut juga tidak lepas dari harga yang dipatok Pertamina. Harga pertalite berada di antara harga dua jenis BBM lainnya, premium dan pertamax. “Awalnya harga per liter Rp8.400 sekarang turun Rp100 per liter, menjadi Rp8.300 per liter. Ini akibat dari turunnya harga minyak dunia,” tutur Freddy.
Comments