Sebagian siswa SMA Negeri 2 Wates terpaksa belajar dilaksanakan di serambi masjid sekolah lantaran beberapa titik gedung sekolah direnovasi sejak Juli kemarin.
Humas SMA Negeri 2 Wates, Florentina Nurwati mengungkapkan, renovasi sekolah ditargetkan selesai dalam 120 hari. “Yang sedang dibongkar itu ruang guru dan laboratorium kimia,” kata Floren kepada Harianjogja.com, Rabu (16/9/2015).
Floren menjelaskan, sementara ini laboratorium kimia dipindah ke laboratorium fisika. Ruangan yang luas disekat menjadi dua. Sedangkan ruang guru diungsikan ke ruang pusat sumber belajar (PSB).
“Kebetulan sudah ada 4 ruang kelas yang baru sehingga bisa dipakai juga untuk pembelajaran,” ujarnya.
Pembelajaran di SMA Negeri 2 Wates, lanjut Floren, menggunakan sistem moving class. Meski sudah ada empat kelas baru, dia mengaku masih kekurangan ruang. Serambi masjid sekolah terpaksa dipakai sebagai kelas darurat. Fasilitas yang digunakan pun seadanya. Mereka memanfaatkan meja dan papan tulis yang sudah tersedia di sana. Sebuah LCD pun dipasang sebagai penunjang.
Namun, tidak ada kursi layaknya di ruang kelas reguler. Para siswa duduk lesehan dengan alas karpet masjid. “Kalau sedang tidak ada pembelajaran, serambi bisa digunakan ibadah seperti biasa,” ucap Floren.
Serambi masjid di SMA Negeri 2 Wates memang biasa dijadikan ruang praktek pembelajaran agama. Itulah mengapa di sana tersedia berbagai alat peraga, termasuk meja dan papan tulis. Namun, saat ini serambi terkadang juga digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran lain.
Floren berharap renovasi gedung sekolah bisa selesai tepat waktu. Dia pun meminta para siswa memakluminya dan tetap semangat belajar.
“Pekerjaan pembangunannya jalan terus sampai malam karena memang dikejar waktu,” tutur guru bahasa Jerman itu.
Floren menambahkan, SMA Negeri 2 Wates juga kekurangan kelas untuk pembelajaran seni musik, rupa, dan tari. Setidaknya mereka masih butuh tiga ruang tambahan. “Pelajaran seni yang terkendala. Tapi selama ini masih bisa memanfaatkan aula sehingga tetap berjalan lancar,” terang dia kemudian.
Salah satu siswa, Nurina Oktavianti memaparkan, pembelajaran di serambi masjid berjalan kurang efektif dan kondusif. Dia mengeluhkan keterbatasan fasilitas yang membuat dia dan teman-temannya susah konsentrasi.
“Satu meja dipakai lebih dari dua anak. Jadi malah pada ngobrol,” ungkap Nurina.
Siswa kelas XII MIA 4 itu juga berharap pembangunan di sekolahnya segera selesai. “Enggak cuma agama. Kemarin juga pelajaran fisika di serambi,” kata Nurina.
Comments