Puluhan orang warga yang terdampak pembangunan bandara baru di Kulonprogo melakukan aksi damai di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Senin (19/10/2015).
Sebanyak 10 warga di antaranya berencana menggelar aksi mogok makan di dewan sebagai sikap menolak pembangunan bandara.
“Rencana aksi mogok makan dilakukan selama 15 hari ke depan,” kata Ketua Paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT), Martono, di sela-sela unjuk rasa berlangsung. WTT selama ini merupakan paguyuban warga yang terdampak bandara dan getol menyuarakan penolakan.
Selain aksi mogok makan, menurut Martono, sejumlah warga lainnya juga akan melakukan aksi serentak di Kulonprogo dengan memblokir jalan menuju lokasi bandara. Jalan yang akan diblokir yakni Jalan Daendles sepanjang tiga kilometer. “Blokir jalan akan digelar Jumat besok setelah mujahadah , dari mulai Balai Desa Glagah sampai Gereja Palihan.” ancam Martono.
Dia mengaku selama ini pihaknya hanya mampu melakukan upaya demikian sebagai bentuk protes atas pembangunan bandara baru. Meski upaya itu diakuinya belum mendapat tanggapan dari Pemda DIY maupun Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.
Martono menginginkan Pemda DIY memahami bahwa selama ini masih ada warga yang tidak setuju pembangunan bandara. Penolakan itu bukan tanpa alasan, karena pembangunan bandara mengancam warga untuk pergi dari tempat tinggalnya. Selain itu juga mengancam lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi warga.
Martono menegaskan pihaknya tidak anti pembangunan, namun ia berharap pembangunan bandara dipindahkan ke lokasi lainnya, atau di lahan kering.
Comments