Nelayan di kawasan pantai selatan Gunungkidul sedang mengalami kesulitan menjual ikan hasil tangkapan mereka. Saat ini mereka sedang mengalami panen ikan.
Salah seorang belayan Pantai Baron, Suyanto, Selasa (27/10/2015) mengatakan, panen besar hasil tangkapan sudah berlangsung selama sepekan. Sejumlah nelayan Pantai Baron mengatakan panen tangkapan saat ini berada di luar dugaan mereka, dan tidak seperti panen tahun-tahun yang lalu.
Bila biasanya setiap melaut, rata-rata nelayan mendapat lima kuintal, hasil dalam jumlah tersebut bisa diraih hanya sekali tebar jaring.
“Dalam waktu tidak lebih satu jam,” ujar Suyanto.
Bahkan, akibat tingginya hasil tangkapan, tidak sedikit nelayan yang memilih membuang ikan hasil tangkapan mereka ke tengah laut, karena terlalu banyak. Misalnya, ada yang pada sekali melaut mendapat hasil sebanyak satu ton.
“Tidak seimbang dengan kapasitas kapal fiberglas. Jika dipaksakan di bawa mendarat, beresiko tenggelam karena bebannya terlalu berat, sehingga terpaksa jaring di sobek dan ikan dibuang di tengah laut,” tambahnya.
Ikan yang kini banyak dipanen nelayan mayoritas jenis cakalang dan layur. Banyaknya hasil tangkapan, tidak imbang dengan jumlah pembeli.
“Ikan dari nelayan rata-rata dijual hanya Rp5.000 setiap kilogram. Padahal kalau lagi paceklik, harga ikan bisa tiga kali lipat harga sekarang,” lanjutnya.
Salah seorang nelayan lainnya, Tugimin, mengungkapkan, ikan hasil tangkapan tidak hanya dijual di tempat pelelangan ikan yang ada di kawasan pantai selatan Gunungkidul, melainkan juga dibawa ke luar daerah.
Apabila ikan tidak laku, ikan-ikan kemudian dijemur oleh nelayan untuk dikeringkan dan dibuat ikan asin. Hanya saja, tidak semua nelayan memilih langkah ini, banyak nelayan yang kemudian menjual ikan mereka dengan harga murah.
Disinggung soal panen ikan, Koordinator Wilayah (Korwil) II Search And Rescue Pantai Baron, Marjono mengaku kewalahan untuk membantu nelayan menarik kapal yang membawa beban muatan ikan hasil tangkapan.
Comments