Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman telah memasang 30 early warning system (EWS) di daerah rawan longsor wilayah Sleman. Pemasangan EWS longsor terbanyak di Kecamatan Prambanan karena sebagian daerah tersebut berupa perbukitan.
BPBD sudah mempersiapkan segala kemungkinan bencana. Musim kemarau yang berlangsung cukup panjang tahun ini membuat tanah kering dan retak. Tanah menjadi mudah longsor jika terkena terpaan air hujan
Kepala BPBD Sleman, Juli Setiono Dwiwasito, mengatakan pemasangan EWS hanya untuk daerah rawan longsor saja. Untuk Prambanan, ada lima desa yang rawan terjadi bencana longsor. “Wukirharjo, Gayamharjo, Sambirejo, Bokoharjo, dan Madurejo,” kata Juli, Rabu (11/11/2015).
Meski telah dipasang EWS, masyarakat diminta tetap waspada dan tidak tergantung pada alat tersebut. Menurutnya EWS hanya mesin yang diciptakan manusia untuk mengurangi risiko bencana yang sewaktu-waktu mesin tersebut bisa rusak. Sementara keselamatan diri tetap diupayakan oleh manusianya itu sendiri.
Juli menegaskan, longsor tak semata disebabkan oleh hujan. Ada kejadian longsor yang sebelumnya tidak terjadi hujan deras maupun angin kencang. “Biasanya terjadi di daerah yang banyak batu besarnya, seperti di Madurejo,” ungkapnya.
Hal itu bisa terjadi karena saat musim kemarau, tanah dan akar pohon pengikat batu menjadi lapuk. Rekatan atau cengkeraman terhadap batu berkurang. Akibatnya batu lepas dan jatuh ke posisi yang lebih rendah. Hal ini membahayakan bagi pemukiman yang ada di bawahnya. Untuk mengantisipasi kejadian itu, pemukiman rawan longsor batu sudah direlokasi ke tempat aman.
Comments