Kelompok Tani Kumpul Makaryo di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk terus melakukan perawatan kebun buah seluas 18 hektare.
Diprediksi jerih payah ini baru bisa dipetik pada 2018 mendatang. Untuk itu, para petani diharapkan terus tekun dan tidak putus asa dalam upaya pemeliharaan.
Ketua Kelompok Tani Kumpul Makaryo Hadi Purwanto mengatakan, keberadaan embung Nglanggeran memberikan banyak manfaat. Selain destinasi wisata, embung itu juga bisa dijadikan untuk menopang kebun buah seluah 18 ha di kawasan tersebut.
“Kalau musim hujan, pasokan air tidak menjadi masalah. Tapi kalau musim kemarau, air di embung bisa dimanfaatkan untuk mengairi tanaman buah miliki petani,” kata Hadi kepada awak media, Minggu (15/11/2015).
Dia menjelaskan, kebun buah yang diresmikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X ini terdiri dari dua macam buah. Rinciannya area seluas dua hektare ditanami kelengkeng dan sisanya kebun seluas 16 ha difokuskan untuk ditanami durian.
“Saat ini masih dalam perawatan. Memang ada sudah yang berbuah, tapi belum bisa dipetik. Malahan untuk sementara, buah yang ada harus dipotong agar pohon tumbuh maksimal,” ujarnya.
Hadi memprediksi, kebun buah baru bisa dinikmati pada 2018 mendatang. Harapannya keberadaan kebun ini bisa mendukung pertumbuhan pariwisata di Nglanggeran yang saat ini sudah menjadi destinasi wisata unggulan di Kecamatan Patuk.
“Masih dalam proses pemeliharaan. Jika sudah berbuah nanti, saya yakin tingkat kunjungan akan semakin meningkat,” tutur dia.
Lebih jauh dikatakan Hadi, untuk menjaga kebun buah tumbuh dengan maksimal, upaya pemeliharaan di bagi menjadi empat zona, yakni barat, timur, utara dan selatan. Setiap harinya ada 17 orang yang bertugas menjaga dan merawat ratusan pohon buah tersebut.
“Di sini juga saya tekankan, jika tidak ada pohon yang mati. Memang di sekitar tulisan kebun buah tidak ditanami karena untuk menjaga kelestarian di sekitar embung,” kata Hadi lagi.
Comments