Bank Indonesia (BI) DIY memperluas kawasan nontunai dengan mencanangkan Kawasan Nontunai di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Selasa (17/11/2015).
Pencanangan ini untuk menyukseskan program nasional BI dalam menciptakan less cash society.
Kepala Kantor Wilayah BI DIY, Arief Budi Santoso, mengatakan BI menargetkan transaksi nontunai berjalan 80% pada 2020. “Kami ingin mengubah metode transaksi manual menjadi elektronik. Transformasi ini harus didukung semua pihak,” katanya, Selasa.
Pencanangan di kawasan nontunai di lingkungan ponpes baru dilakukan pertama kali di DIY. Ponpes Pandanaran dipilih karena memiliki santri yang banyak. Meski demikian pencanangannya tetap akan bertahap.
Pada tahun 2014, kawasan nontunai telah dilakukan di lingkungan perguruan tinggi. Tahun ini di ponpes dan kesempatan yang akan datang bisa menyasar sampai ke tingkat pemerintahan. “Sasaran penggunanya kalangan muda karena mudah paham teknologi informasi,” katanya.
Ketua Yayasan Ponpes Sunan Pandanaran, Imadudin Sukamto, mengatakan pencanangan kawasan nontunai bertujuan mengurangi transaksi tunai sekaligus meningkatkan kualitas perekonomian.
Transaksi nontunai atau E-money dapat digunakan untuk transaksi di 14 unit bisnis milik Ponpes Sunan Pandanaran. Seperti kantin, laundri, dan warung telepon (wartel).
Selain bekerja sama dengan BI, pencanangan kawasan nontunai juga kerjasama dengan BRI Cabang Jogja. BRI berperan mendorong ekosistem nontunai melalui produk Brizzi. Pihak BRI membagikan kartu Brizzi kepada masing-masing santri yang diperkirakan berjumlah 3.000.
Comments