Buah pare terkadang dihindari sebagai santapan karena terasa pahit. Adapun pare dapat menjadi obat cacingan.Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan menunjukkan prevalensi cacingan di Indonesia mencapai 28,12 persen. Kasus cacingan tidak hanya terjadi di desa-desa saja, tetapi menyebar secara meluas di wilayah Indonesia terutama di kawasan padat penduduk.
“Penanggulangan penyakit ini sudah dilakukan sejak tahun 1995 dengan pemberian obat cacing (antihelmintik) sintetik seperti Albendazole. Hanya saja menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, dan sakit perut,” kata Muhammad Dimas Reza Rahmana, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), Selasa (19/1/2016) seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com, terima.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Dimas bersama ketiga rekannya yaitu Habil Alam Rahman dan Deby Aulia Rahmi (dari FK UGM) dan Lina Permatasari dari Fakultas Farmasi mencari solusi. Mereka melakukan penelitian terhadap buah pare (Mommordica charantia L). Dari penelitian diketahui buah ini memiliki potensi untuk mengobati cacingan. Penelitian dilakukan dibawah bimbingan dosen parasitologi FK UGM Sitti Rahmah Umniyati.
Dimas menyebutkan tanaman pare baik berupa biji dan daunnya telah terbukti mengandung daya antihelmintik. Demikian pula dengan buah pare juga mempunyai potensi daya antihelmintik. Namun begitu, penelitian akan hal tersebut masih sangat terbatas.
Sebelum mengujikan pada cacing gelang pada ayam (Ascaridia galli), mereka terlebih dahulu membuat pare menjadi ekstrak pare. Selanjutnya ekstrak pare yang dilarutkan ke dalam air digunakan untuk menginfus cacing gelang.
“Cacing dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diisi dengan ekstrak pare,” tuturnya.
Dari hasil percobaan tersebut diketahui cacing gelang mengalami kehancuran didnding sel setelah 11 jam percobaan. Hasil optimal diperoleh pada pemberian dosis ekstrak pare sebanyak 23 gram pare yang dilarutkan dalam 100 ml air.
“Setelah dibandingkan dengan cacing yang direndam dalam Albendazole menunjukkan hasil yang tidak berbeda sehingga berpotensi dimanfaatkan sebagai obat cacing,” tegas pria asal Lombok ini.
Dari penelitian ini diharapkan Dimas dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terkait efek antihelmintik buah pare. Namun demikian, kedepan masih diperlukan kajian lebih lanjut buah pare sebagai alternatif pengobatan cacingan.
Comments