Universitas Gadjah Mada (UGM) setiap tahunnya menerima pengunduran diri siswa yang telah lolos SNMPTN. Mereka mundur karena merasa salah mengambil program studi. Untuk itu panitia menghimbau agar sekolah memberikan pendampingan bagi siswa saat mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
“Setiap tahun di UGM menerima 100 siswa yang dinyatakan lolos SNMPTN namun memilih mundur. Hal ini tentu merugikan kami dan juga siswa yang seharusnya bisa menempati kursi-kursi kosong tersebut. Maka kami berharap sekolah menyampaikan pada siswanya agar tidak memilih PTN dan prodi yang kurang mereka minati,” kata Sri saat dihubungi Harianjogja.com, Sabtu (23/1/2016).
Sri menambahkan pada SNMPTN dua tahun lalu pernah terjadi hampir 50 calon mahasiswa di Fakultas Teknik UGM pergi dan memilih kuliah di tempat lain. Kenyataan ini sangat disayangkan karena banyak juga siswa lain yang ingin kuliah di FT UGM namun tidak lolos SNMPTN
Meskipun ada kesalahan semacam ini, Sri mengaku UGM tidak akan melakukan blacklist terhadap sekolah manapun di Indonesia. Tapi dia berharap sekolah benar-benar melakukan pendampingan bagi siswa mereka saat pengisian PDSS.
“Kami tidak akan melakukan blacklist. Namun, kami memiliki catatan tiap sekolah di Indonesia, termasuk sekolah yang siswanya sering pergi meski telah dinyatakan lolos SNMPTN di UGM. Nantinya catatan ini akan menjadi pertimbangan kami saat seleksi mahasiswa tahun ajaran 2016/2017,” kata Sri.
Comments