Walikota Jogja, Haryadi Sututi menyatakan dilepasnya pagar portabel di kawasan Malioboro merupakan inisiatifnya, dan bukan karena tekanan publik. Ia ingin melihat Malioboro pada libur akhir pekan ini tanpa pagar portabel.
“Coba weekend tanpa ada pagar seperti apa, diperbandingkan,” katanya di Balai Kota Jogja, Jumat (29/1/2016).
Haryadi mengatakan pencopotan pagar portabel itu juga untuk menunjukan bahwa pemasangan pagar sepanjang Malioboro bukan permanen melainkan fleksibel yang sewaktu-waktu bisa dicopot atau dipasang kembali. Pagar itu juga bisa digunakan saat acara-acara yang digelar di kawasan Malioboro.
Ia menegaskan keberadaan pagar itu tidak identik dengan Malioboro, tapi sebagai alat supaya kawasan Malioboro tertib, “Setidaknya dapat mengurangi ketidaktertiban,” ujar Haryadi.
Sebelumnya pagar portabel warna orange sepanjang 1.250 meter yang membentang dari depan Hotel Inna Garuda hingga Titik Nol Kilometer Jogja menuai kritikan dari masyarakat. Pagar itu dinilai merusak estetika kawasan Malioboro.
Pengadaan pagar itu dari Dana Keistimewaan (Danais) sebesar Rp540 juta pada akhir 2015, namun baru dipasang pada awal tahun ini, mulai malam pergantian tahun.
Comments