Perang tarif hotel di Jogja meradang. Setiap kunjungan wisatawan rendah, hotel-hotel saling berlomba menurunkan tarif agar roda bisnisnya tetap berputar.
Mereka menurunkan tarif hingga menembus batas bawah yang telah ditetapkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Batas bawah hotel bintang 5 adalah Rp500.000, bintang 4 Rp400.000, bintang 3 Rp300.000, bintang 2 Rp250.000, dan bintang 1 Rp200.000.
Saat ditelusuri di sebuah situs booking online, tak sedikit hotel yang menawarkan tarif murah di bawah batas bawah yang telah ditentukan. Hotel bintang 4 yang seharusnya memasang tarif minimal Rp400.000, ada yang memasarkan dengan harga Rp398.720, Rp348.074, Rp351.240. dan Rp316.344.
Begitu pula dengan hotel bintang 3 yang batas bawahnya Rp300.000. Beberapa hotel tampak menjual kamar dengan harga Rp247.934 dan Rp288.000.
Dan untuk bintang 2 yang batas bawahnya Rp250.000 juga ada yang menjual di kisaran Rp219.564. Para pelaku hotel ini sengaja mematok harga termurah agar para wisatawan tertarik menginap di hotel mereka.
“Rata-rata [hotel menurunkan tarif] Rp100.000 hingga Rp150.000,” kata Wakil Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa pada Harian Jogja, Minggu (6/3/2016).
Menurutnya, perang tarif ini terjadi karena banyak hotel yang ingin tetap bertahan di tengah sepinya wisatawan. Ia menyebut persaingan seperti ini tidak sehat. “Inginnya kita menghidupi secara berdampingan. Kalau di sini penuh bisa dikasih ke hotel X,” kata dia lagi.
Sebelumnya, General Manager Prima In Hotel Gatot S Sukirno menyampaikan, persaingan pada saat low season di bulan Februari dan Maret seperti ini memang kerap diwarnai dengan banting tarif hotel.
“Kalau mau bermain sehat ya misalnya batas bawahnya Rp700.000, jangan ambil harga di bawah Rp700.000,” kata dia.
Comments