Setiap orang di dunia ingin merasakan kebahagiaan dalam hidup. Tapi, tak jarang banyak orang yang merasa sulit menemukan kebahagiaan. Mengapa?
Para peneliti dari University College London mengungkapkan fakta tentang pengaruh lingkungan dalam kadar kebahagiaan kita. Para ahli tersebut menyebutnya sebagai masa ketidaksetaraan.
Masa ketidaksetaraan tersebut bisa kita sebut sebagai ketimpangan sosial. Artinya, ketika lingkungan sekitar kita tidak seimbang dengan diri kita, maka hal itu akan berpotensi menimbulkan kesedihan dalam hidup.
“Ketimpangan mengurangi kebahagiaan, baik ketika orang itu hidup berkecukupan atau ketika hidup mereka serba kekurangan dari orang lain di sekitar mereka,” jelas Rutledge, seorang peneliti di University College London, sebagaimana dilansir Huffington Post, Selasa (21/6/2016).
Ketika seseorang kaya raya dibandingkan lingkungan sekitarnya yang serba pas-pasan, tidak semata-mata orang tersebut merasa bahagia karena seolah memiliki segalanya. Justru, ketika seseorang sangat kaya sementara kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak demikian, orang kaya ini akan merasa kosong karena tak bisa membaur dengan kondisi seperti itu.
Begitu pula sebaliknya, ketika seseorang merasa sangat miskin di tengah area orang kaya, orang tersebut akan merasakan kesedihan. Mau tak mau, sebagai manusia biasa, akan terbayang angan-angan seandainya mereka kaya, namun apa daya tangan tak sampai.
Maka, keseimbangan lingkungan hidup ini cukup berperan dalam membentuk kebahagiaan seseorang. Hal itu karena berkaitan dengan kesetaraan dalam pola pikir.
Mengingat hal ini, perlu kita pahami pula arti berbagi kepada sesama, sehingga bisa membantu kesejahteraan lingkungan sekitar. Niat baik untuk saling membantu ini, tentu akan berbuah kebahagiaan kepada diri tiap orang.
Comments