Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bantul, berharap keluhan dari wisatawan terkait tarif parkir wisata yang tidak wajar saat musim liburan seperti musim libur lebaran kemarin tidak terjadi lagi.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bantul, Bambang Legowo mengatakan pihaknya memang mendapat keluhan dan masukan dari masyarakat terkait tarif parkir. Menurut laporan dan pengecekan di lapangan memang tariff parkir yang diberikan pada saat itu memang tidak wajar.
“Ya kami sangat menyayangkan masih adanya keluhan dari wisatawan kemarin, padahal sebelumnya kami juga sudah memberi peringatan. Semoga besok tidak terjadi lagi,” kata dia, Kamis (21/7/2016).
Meskipun demikian Bambang enggan untuk menyebutkan lokasi wisata mana saja yang memasang tariff parkir terlalu tinggi tersebut. Sebab, kata dia, hampir sebagian banyak lokasi wisata di Bantul saat libur lebaran kemaren menaikkan tarif parkir.
“Memang sebenarnya seperti sudah tren setiap musim libur dan itu terjadi di semua objek wisata, makanya nanti untuk mengantisipasi kami akan koordinasikan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) pihak yang berwenang juga dengan masyarakat sebagai pelaku wisata setempat,” ujarnya.
Ia berharap setelah ada koordinasi dengan Dishub dan masyarakat setempat, penyelenggaraan parkir tempat wisata bisa lebih ditata dan diatur sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga tidak memberatkan wisatawan.
“Kalau dibiarkan begitu kan kita semua yang kena, tidak hanya masyarakatnya tapi juga sisi pariwisatanya. Kami tidak ingin itu bisa mencemarkan sektor pariwisata di Yogyakarta secara umum,” katanya.
Kemudian selain tarif parkir, keluhan dari warga terkait dengan tarif fotografi yang ada di obyek wisata hutan pinus di Mangunan Dlingo. “Kalau untuk yang tarif foto itu memang sepertinya salah pengertian, sebab yang dimasudkan oleh pengelola adalah kegiatan foto yang komersial seperti pre-wedding bukan foto pribadi,” ujar dia.
Namun ia juga sudah merespon adanya laporan tersebut dengan memberitahu pengelola wisata agar tidak mencantumkan tarif tersebut dalam tiket, agar tidak meresahkan wisatawan karena kesalahan persepsi.
Comments