Kegiatan olahraga diharapkan juga bisa menjadi media promosi pariwisata Kulonprogo. Masyarakat dapat menikmati pesona perbukitan menoreh sembari menjaga kebugaran tubuh.
Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kulonprogo, Robert Goenoeng Poerwohandoko mengatakan sejumlah acara olahraga yang diselenggarakan di Kulonprogo dinilai telah membantu promosi di bidang pariwisata.
Para atlet maupun penonton dari berbagai daerah umumnya tidak ingin melewatkan kesempatan berwisata. Mereka setidaknya ingin mendatangi beberapa objek wisata yang selama ini populer di media sosial.
“Misalnya banyak atlet yang bertanya dimana letak Kalibiru dan mereka langsung ke sana setelah pertandingan,” ujar Goenoeng, Kamis (17/11/2016).
Goenoeng memaparkan, mereka menjadi lebih tertarik dengan Kulonprogo setelah melihat sendiri keindangan alam dan potensi wisata yang ada. Wisatawan baru itu kemudian diharapkan datang kembali ke Kulonprogo di lain waktu dengan membawa keluarga atau temannya. Dengan begitu, obyek-obyek wisata di Kulonprogo menjadi semakin dikenal.
Goenoeng berpendapat, salah satu olahraga yang bisa menjadi cara alternatif untuk berwisata adalah bersepeda. Disparpora Kulonprogo kemudian mencoba memfasilitasi acara GowesKul yang bakal diselenggarakan pada 11 Desember mendatang. Masyarakat diajak menjelajahi sebagian perbukitan menoreh sembari mencicipi beragam kuliner khas Kulonprogo.
Peserta GowesKul akan bersepeda sejauh 50 kilometer. “Jarak itu mungkin termasuk pendek bagi penggemar olah raga sepeda tapi kami rasa cukup karena elevasinya sudah menantang,” kata Goenoeng.
Panitia menggandeng Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Jogja agar dapat menjangkau lebih banyak komunitas sepeda untuk berpartisipasi. Ketua Panitia GowesKul, Jundan Arif mengungkapkan, jumlah peserta ditargetkan mencapai 200 orang.
Mereka akan menempuh jarak sejauh 50 kilometer dari Alun-alun Wates dan diarahkan menuju check point di Pasar Sribit, Girimulyo dengan melewati jalan di wilayah Pengasih dan Nanggulan. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju garis akhir di jalan lingkar Waduk Sermo, Kokap.
Selama perjalanan, peserta tidak hanya dimanjakan dengan keindahan alam menoreh. Mereka juga berkesempatan mencicipi berbagai kuliner khas Kulonprogo, seperti kopi menoreh, minuman legen, gula semut, geblek, dan olahan daging kambing. Sesi kuliner itu dibagi menjadi tiga kali.
“Pertama ada welcome drink dan nanti kita siapkan kopi, lalu ada aneka makanan tradisional saat sampai check point di kilometer 25 untuk istirahat. Terakhir ada macam-macam olahan daging kambing setelah sampai di Waduk Sermo,” ucap Jundan.| Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja |
Comments