Induk organisasi sepak bola tertinggi di Tanah Air, PSSI berencana menggelar kongres tahunan di Hotel Aryaduta, Bandung, Minggu (8/1/2017).
Setidaknya ada 13 agenda yang akan dibahas dalam kongres tahunan tersebut, mulai dari pengampunan dosa tujuh klub yang pernah keluar dan berkompetisi di luar naungan PSSI, hingga agenda tambahan pembahasan pengampunan terhadap pemain, pelatih, maupun ofisial yang terhukum akibat skandal sepak bola gajah antara PSIS Semarang versus PSS Sleman dalam kompetisi Divisi Utama 2014 silam.
Mengenai agenda pengampunan ketujuh klub bermasalah, Ketua Asprov PSSI DIY Hadianto Ismangoen menyerahkan sepenuhnya pada forum nantinya. Hal ini dikarenakan, pembahasan pengampunan untuk Persebaya Surabaya, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persewangi Banyuwangi, Lampung FC, Persipasi Bekasi dan Arema Indonesia sudah masuk dalam satu dari tiga belas agenda kongres tahunan.
“Di samping itu, nantinya dalam kongres juga akan dibahas mengenai pengesahan personalia badan yudisial PSSI,” ucap Antok, kepada Harianjogja.com, Selasa (3/1/2017) sore.
Sementara harapan agar mendapatkan pengampunan dan mampu kembali terlibat dalam persepak bolaan Tanah Air disampaikan oleh kapten PSS, Anang Hadi. Anang yang mendapatkan sanksi hukuman lima tahun tidak boleh berkecimpung di sepak bola nasional karena kasus sepak bola gajah berharap agar pada kongres tahunan, sudah ada kejelasan tentang nasibnya.
“Jelas saya ingin bermain lagi. Saya berharap dalam kongres PSSI nanti sudah ada kejelasan. Saya sudah menjalani 2,5 tahun dari 5 tahun sanksi yang dijatuhkan oleh komisi disiplin PSSI,” dijelaskan Anang.
Rencana pembahasan tentang pengampunan untuk pelaku sepak bola gajah sebenarnya sempat akan dibahas pada kongres tahunan PSSI, Januari 2015 silam. Saat itu, niatan PSS untuk mengajukan pengurangan hukuman atau pemutihan hukuman terhadap pelaku sepak bola gajah gagal. Kongres tersebut tidak ada agenda tambahan untuk membahas mengenai sepak bola gajah.
Wakil PSS di kongres saat itu, Puji Prasetyo mengaku momentum kongres tidak pas untuk mengajukan pemutihan pemain. Meski demikian ia menyebutkan bahwa pihak PSS Sleman tetap mengajukan pemutihan pemain namun ke tingkat Exco karena masalah ini bukan wewenang kongres.
Selain itu, mengajukan penambahan agenda di kongres juga dirasa memiliki potensi kegagalan, karena harus mendapat persetujuan peserta kongres. Terkait dengan peninjauan kembali ketua umum, Puji belum bisa memastikan kapan waktunya, karena tidak ada batas waktu pengumuman yang diberitahukan oleh Exco. Jumali/JIBI/Harian Jogja
Comments