Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan pembangunan fisik Pelabuhan Tanjung Adikarto akan dimulai pada 2018 dengan anggaran pembangunan yang diperkirakan mencapai Rp151 miliar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Sigit Sapto Rahardjo di Yogyakarta, Minggu, mengatakan pembangunan fisik pelabuhan yang berlokasi di pesisir Desa Karangwuni, Wates, Kulon Progo, itu akan mengacu desain baru yang telah selesai disusun pada Desember 2016.
“Redesain baru rampung akhir 2016 sehingga untuk realisasi pembangunannya tentu baru bisa diusulkan dengan anggaran tahun 2018 dan kami targetkan selesai 2019,” kata Sigit.
Menurut Sigit, desain baru hasil kajian sekitar 26 tenaga ahli tidak banyak mengubah desain yang lama. Desain baru sebagian besar menyoroti konstruksi pemecah ombak (break water) yang semula menggunakan bahan “tetrapod”, selanjutnya diusulkan untuk menggunakan “geotube”.
“Geotube”, kata dia, lebih stabil menahan empasan ombak karena memiliki konstruksi yang lebih besar dan memanjang mengikuti bentuk permukaan tanah. Proses instlasi dinilai lebih cepat dan murah karena berbahan geotextil yang diisi dengan pasir.
“Dengan ‘geotube’ di samping lebih stabil, juga efisien karena lebih murah dibanding ‘tetrapod’ berbahan beton,” kata dia.
Selain itu, kata Sigit, desain baru pembangunan pelabuhan itu juga merekomendasikan perpanjangan konstruksi pemecah ombak yang semula untuk sisi sebelah timur terealisasi 220 meter, akan diperpanjang menjadi 390 meter. Sedangkan untuk sebelah barat, yang sebelumnya terealisasi 225 meter akan diperpanjang hingga 350 meter dengan menggunakan bahan “geotube”.
Dengan standar baru tersebut, diharapkan tingkat sedimentasi pasir di pelabuhan itu yang sebelumnya mencapai di atas 150.000 meter kubik per tahun, akan jauh menurun sehingga kapal tidak sulit masuk.
Menurut dia, anggaran pembangunan lanjutan yang diusulkan oleh tim redesain senilai Rp151 miliyar masih akan dihitung kembali bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) DIY.
“Kalau masih bisa ditekan akan kami tekan, sebab untuk pengembangan bangunan penunjang lain yang ada di depan pelabuhan seluruhnya akan diserahkan investor,” kata dia.
Selain sebagai pelabuhan kapal nelayan, menurut Sigit, ke depan Pelabuhan Tanjung Adikarto akan diproyeksikan sebagai kawasan pariwisata bahari. “Untuk pariwisata pengelolaannya masih akan diatur kembali, saat ini masih dikelola masyarakat sendiri,” kata dia.
Mengingat seluruh aktivitas pembangunan baru dimulai 2018 untuk 2017 kawasan pelabuhan itu dapat digunakan sementara untuk berlabuh kapal-kapal tempel baik dari lokal Yogyakarta, maupun dari Kebumen atau Cilacap, Jawa Tengah. (Sumber : Antara)
Comments