Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik, Departemen Mikrobiologi, Fakultas UGM, Ludhang Pradipta Rizki melalui siaran tertulisnya mengatakan anthraks merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis, suatu bakteri yang mempunyai kemampuan membentuk endospora yaitu suatu bentuk pertahanan diri suatu bakteri.
Menurutnya, penyakit anthraks menjadi banyak dibicarakan mengingat pengaruhnya tidak hanya pada kesehatan manusia tetapi juga hewan ternak. Dalam perkembangannya beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah endemis anthraks di antaranya di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Ludhang menjelaskan, gejala penyakit anthraks pada hewan diawali dengan suhu tubuh tinggi, hewan ternak tersebut kehilangan nafsu makan, pembengkakan di sekitar leher, hidung, dan kepala. Selain itu hewan ternak tampak sempoyongan, gemetar dan berakibat kematian. Khusus pada Sapi perah muncul gejala yang mengarah terhentinya produksi susu.
Manusia dapat terinfeksi melalui salah satu dari ketiga kemungkinan yaitu melalui kulit, melalui inhalasi atau melalui ingesti (makanan). Kondisi tersebut bergantung dari jalan masuknya endospora Bacillus anthracis ke dalam tubuh. Anthrax kulit (Cutaneous anthrax) umumnya yang banyak dijumpai pada manusia, berkisar 95% dari kejadian anthraks.
“Hal ini ditandai dengan adanya lesi di kulit tampak melepuh berisi cairan disekitarnya tampak merah dikelilingi peradangan di tangan, lengan dan kepala pasien,” kata Ludhang.
Jika terjadi gejala demikian, kata dia, maka penegakan diagnosis sejak dini dapat menentukan perjalanan penyakit ini selanjutnya. Pasien menderita antaks harus segera di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan sejak awal dan perlu dipertimbangkan untuk ditempatkan di ruang isolasi di rumah sakit guna mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Comments