Pihak keluarga menyatakan keberatan atas meninggalnya Syaits Asyam, 20, Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) di Gunung Lawu Tawangmangu.
Meyakini adanya keganjalan atas meninggalnya putra semata wayang pasangan Abdullah dan Sri Handayani, pihak keluarga telah melapor kepada petugas kepolisian Polres Karanganyar untuk melakukan proses penyelesaian kasus secara hukum.
Paman korban Lilik Margono, saat ditemui di rumah duka mengatakan pihaknya saat ini sudah menyerahkan penyelesaian kasus kepada pihak kepolisian. Ia mengaku yakin betul meninggalnya keponakannya tersebut karena adanya tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya.
“Keluarga sangat keberatan dan kami sangat penasaran mengapa Asyam sampai meninggal saat mengikuti Diksar,” katanya, Senin (23/1/2017).
Dikatakannya, hingga jenazah sudah dikebumikan keganjilan semakin dirasakan oleh pihak keluarga pasalnya tidak ada satupun dari pihak panitia dan penyelenggara yang menemui pihak keluarga untuk menjelaskan kronologis sakitnya Asyam sampai dibawa ke rumah sakit hingga korban meninggal dunia.
Pihak keluarga mengklaim, hingga saat ini apa yang diceritakan oleh pihak keluarga mengenai kegiatan selama mengikuti diksar barulah informasi yang didapat dari teman-teman Asyam di kampus.Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja |
Comments