Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terus mengembangkan fasilitas taman kota untuk menyediakan ruang terbuka hijau. Beberapa diantaranya juga didesain sebagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk sekedar berkumpul hingga menyelenggarakan kegiatan tertentu.
Salah satu taman kota yang menyediakan cukup ruang untuk berinteraksi adalah Taman Wana Winulang. Taman dengan luas sekitar satu hektare (ha) tersebut dibangun sejak 2012 lalu di wilayah Desa Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo. Lokasinya berada di sebelah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulonprogo. Sebagian area Taman Wana Winulang juga berbatasan dengan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo.
Taman Wana Winulang dilengkapi dengan beberapa gazebo yang bisa digunakan untuk berteduh, istirahat, atau berdiskusi. Sejumlah anak biasanya tampak bermain di sana pada sore hari. Namun, taman tersebut memang masih cenderung sepi. “Kalau hujan juga pasti terendam genangan jadi kurang nyaman,” kata Toni, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kulonprogo, Jumat (20/1/2017).
Pemkab Kulonprogo terus berupaya menata dan membenahi Taman Wana Winulang agar dapat berfungsi optimal karena masyarakat merasa nyaman beraktivitas di sana. Sebagian lahan di bagian depan kemudian dinaikkan tingginya melalui pengurukan untuk mengurangi potensi genangan air hujan pada 2016 lalu.
Toni memaparkan, tanah yang dipakai pengurukan tidak sembarangan karena sekalian dikembangkan sebagai pupuk, terutama di bagian tengah. Mereka memanfaatkan sampah daun dan kotoran hewan. Jika sudah dianggap siap, pupuk itu akan diambil dan disebar ke sekitar taman untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Taman Wana Winulang lalu dipercantik dengan memasang konblok dan menanam pohon cemara, palem, serta beberapa tanaman hias lain. Walau demikian, saat itu Toni mengaku tidak puas karena merasa belum ada perbedaan yang mencolok dibanding tampilan sebelumnya. “Kami berpikir bagaimana caranya biar anak-anak senang. Akhirnya konbloknya kita cat,” ucap dia.
Warna-warni konblok ternyata dapat menarik perhatian masyarakat. Pengecatan memang sengaja dilakukan secara acak. Warna yang digunakan pun cukup beragam, seperti merah, biru, kuning, ungu, hijau, dan oranye. Wajah baru Taman Wana Winulang kemudian tersebar di media sosial sehingga popularitasnya meningkat. “Ini sudah banyak yang izin ingin mengadakan kegiatan di sana, misalnya acara outbond,” ungkap Toni. | Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja |
Comments