Dinas Kesehatan Kota Jogja bersama Tim Eliminate Dengue Project (EDP) Jogja, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) akan memperluas sebaran nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia ke semua kelurahan di Kota Jogja, kecuali tiga kelurahan di kecamatan Kotagede sebagai pembanding.
Peneliti Utama EDP Jogja, Adi Utarini menjelaskan dalam dua pekan telur nyamuk hasil pengendali DBD akan terbang kemudian akan kawin dengan nyamuk aedes aegypti. Hasil dari kawin silang tersebut akan menghasilkan nyamuk yang berwalbachia sehingga tidak berbahaya lagi.
“Nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung bakteri walbhacia, sangat menekan replikasi virus dangue,” kata dia.
Juru bicara Tim EDP Jogja, Bekti Andari menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan 8.000 ember tepat telor nyamuk ber-walbachia yang akan disebar di 35 kelurahan dan desa, masing-masing ember akan diisi 100-120 telur. Tiap dua pekan akan diisi kembali telur nyamuk.
Ia berharap penelitian EDP Jogja mampu menekan perkembang biakan nyamuk yang membawa virus demam berdarah. Sebab, demam berdarah sampai saat ini di Kota Jogja terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bahkan tidak sedikit merenggun korban jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fita Yulia Kisworini mengungkapkan selama 2016 sudah ada 1.706 kasus demam berdarah di Kota Jogja, 13 di antaranya meninggal dunia. Bahkan belum genap sebulan tahun ini sudah ada 53 kasus demam berdarah.
Menurut dia, saat ini semua kelurahan di Kota Jogja sudah endemis demam berdarah, termasuk Kelurahan Kotabaru Gondokusuman yang sebelumnya bebas demam berdarah, mulai tahun lalu sudah endemis. Ia menyambut baik upaya Tim EDP Jogja pengendalikan aedes aegypti. Meski demikian, ia meminta masyarakat tetap melakukan upaya pemberantasan sarang ngamuk (PSN), “Masyarakat harus terlibat, PSN harus tetap dilakukan,” ujar Fita. | Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja |
Comments