Presiden RI, Joko Widodo bersama Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menanam bata merah sebagai prosesi seremonial Babad Alas Nawang Kridha Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Satradar Congot, Jangkaran, Temon pada Jumat (27/1/2017).
Batu tersebut kemudian ditimbun tanah dan disiram dengan air yang bersumber dari 5 desa terdampak pembangunan bandara. Air disimpan dalam 2 kendi yang masing-masing dipegang oleh Jokowi dan Sultan. Kelima desa terdampak yakni Jangkaran, Palihan, Glagah, Kebonrejo, dan Sindutan.
Setelah air dituang, kedua kendiri tersebut kemudian dipecahkan dan puingnya diletakkan di atas gundukan tanah tersebut. Dalam sambutannya, Jokowi menekankan jika seremonial tersebut bukanlah groundbreaking bandara melainkan prosesi awal dari Babad Alas Nawung Kridha.
“Supaya jangan mundar mundur mundar mundur terus, tidak akan selesai sampai kapanpun”ujarnya yang disambut gelak tawa hadirin.
Ia juga menegaskan jika pembangunan bandara harus selesai pada Maret 2018. Tenggat waktu ini sesuai dengan yang dijanjikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dengan berseloroh, ia juga mengatakan tak peduli jika pengerjaan bandara harus dilakukan siang dan malam demi memenuhi janji tersebut.
“Sudah saya catet loh,”ujar dia.
Selain itu, diharapakan amdal bandara segera diselesaikan agar proses konstruksi bisa segera dimulai. Presiden memaparkan jika kebutuhan Bandara Temon memang sangat mendesak karena padatnya penumpang. Jokowi hadir dengan gaya santainya yang biasa dengan mengenakan kemeja putih dengan didampingi sejumlah menteri kabinet kerja.Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja |
Paling tidak ikut hadir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Agraria & Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Comments