Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkirakan masih ada 2.000 warga buta huruf, dan akan selesai pada tahun ini.
“Sekarang tinggal sekitar 2.000. Insya allah akan diselesaikan 2017,” kata Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Rabu.
Dikatakan, saat ini sudah tidak ada kendala yang berarti dalam pemberantasan buta aksara. Peran serta masyrakat, tutor, dan BKM. Sebagian besar sisa buta aksara adalah 60 tahun ke atas.
“Saat ini tidak ada kendala terkait pemberantasan buta aksara, hanya sulitnya mengajari usia 60 tahun ke atas,” katanya. Badingah mengatakan penuntasan buta aksara tidak hanya tanggung jawab pemerintah daerah saja, namun banyak pihak yang perlu terlibat diantaranya semua instansi meliputi BPS, Bappeda, Tim Penggerak PKK, tokoh masyarakat dan berbagai organisasi kemasyarakatan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rosyid mengatakan pada 2014 jumlah warga yang buta aksara masih mencapai 15.548 orang, namun di 2015 berhasil dituntaskan sebanyak 3.740 orang warga belajar.
Pada 2016 dituntaskan 10.078 orang. Sehingga di 2017 ini hanya tersisa 2.000 warga belajar, dan kita optimis semuanya bisa dituntaskan, maka tahun ini Gunung Kidul bebas buta aksara,” kata Bahron Rosyid.
Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Disdikpora DIY, Mulyati Yuni Pratiwi menambahkan bahwa buta akrasa merupakan salah satu komponen indikator dalam penentuan Tingkat Human Development Indeks (HDI).
“Gubernur meminta agar di 2017 ini, DIY jumlah warga yang melek aksara 95 persen, sehingga prestasi yang diraih Gunung Kidul ini secara langsung mampu mendongkrak prestasi DIY pada pencapaian target melek aksara,” katanya.
Meski demikian diharapkan, Pemkab Gunung Kidul tetap melakukan pembinaan dan pengawasan, sehingga warga yang sudah melek aksara, tidak buta aksara lagi. “Makanya pembelajaran dan pendampingan bagi warga yang sudah bebas buta aksara tetap diperlukan. (Sumber : Antara)
Comments