PT Angkasa Pura I akan memanfaatkan lahan di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) sebagai hutan atau kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di dalam area New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo.
Lahan berhektare-hektare dengan lebar sekitar 800 meter yang membelah luas lahan bandara itu praktis tidak dibangun fasilitas apapun menyangkut keamanan dari gelombang listrik.
Group Head Project Management Office PT Angkasa Pura I Widodo mengakui, keberadaan Sutet mengurangi luas bandara, karena praktis lahan di bawahnya tidak bisa terisi bangunan.
Pihaknya mengkhawatirkan ada gelombang listrik jika memaksakan untuk mendirikan bangunan di bawah Sutet. Padahal, posisi Sutet membelah seluruh luas lahan yang akan dibangun Bandara di Kulonprogo.
Ia tak hafal jumlah luas keseluruhan lahan yang berada di bawah Sutet, namun lebarnya diperkirakan mencapai 800 meter untuk garis aman dapat didirikan bangunan.
“Pasti menganggu, tetapi kami akan menyesuaikan karena di bawah itu tidak boleh dibangun, bangunan bertingkat seperti itu, karena ada gelombang berbahaya dari PLN. [Posisi Sutet] misal memanjang dia melintang di tengah-tengah [luas lahan bandara],” terangnya di DPRD DIY seusai Raker dengan Komisi C, Jumat (3/2/2017).
Jika dihitung dari sisi ekonomi, lanjutnya, ia tidak menampik pihaknya tentu merugi dengan fakta itu. Akantetapi, PT Angkasa Pura tidak serta merta memperhitungkan untung rugi, karena pasti ada keuntungan sosial jika lahan itu dikelola dengan baik yang bisa memberikan manfaat bagi warga maupun pengunjung bandara.
Selain itu keberadaan Sutet tidak mungkin dipindah demi memuluskan perluasan bandara karena pemindahan itu membengkakkan biaya. “Kami dapat tanahnya di situ ya sudah, kami manfaatkan saja didesain baru. Supaya menutupi kekurangan itu tadi,” kata dia.
Widodo mengklaim, keberadaan Sutet tidak menganggu aktivitas penerbangan ketika kelak NYIA beroperasi. Karena sesuai perencanaan, titik pendaratan pesawat dibangun di atas lahan yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Sutet.Sunartono/JIBI/Harian Jogja |
Comments