Musik keroncong dari Indonesia diyakini berasal dari Portugal, yaitu musik Fado yang awalnya dibawa tentara Portugis yang menjadi tawanan pasukan kolonial Belanda dan hidup serta menetap di Kampung Tugu (Toegoe) di Jakarta Utara. Anak cucu turunan mereka melestarikan musik keroncong hingga saat ini.
Lima tahun lalu Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan musik Fado sebagai “World’s Intangible Cultural Heritage”, layaknya musik angklung dari Indonesia.
Untuk memperingati lima tahun anugerah UNESCO untuk musik Fado, maka kelompok musik Krontjong Toegoe diajak untuk merayakan dan juga untuk kembali mengenal akar sejarah perkembangan keroncong di Kampung Tugu melalui pertunjukan bersama beberapa musisi Fado ternama Portugal, baru-baru ini.
Kunjungan kelompok musil Keroncong Tugu utamanya memeriahkan peringatan kelima tahun dirayakannya Fado sebagai World’s Intangible Cultural Heritage UNESCO, ujar Penerangan Sosial dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Pensosbud KBRI) Lisabon di Portugal, Karina Wulan, Sabtu (4/2/2017).
Untuk menyukseskan rangkaian kegiatan budaya pada kunjungan Keroncong Tugu, KBRI Lisabon bekerjasama dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Patrimonial, Museum Fado (Museu do Fado) dan Museum Nasional Arkeologi (Museu Nacional de Arqueologia) mengadakan serangkaian pertunjukan yang merupakan kolaborasi antara fado dan musik Kroncong Tugu yang merupakan derivatif musik keroncong yang mendapat pengaruh dari musik fado asal Portugal.
Selama di Portugal ada 12 orang personel Kroncong Toegoe menampilkan tiga pertunjukan diawali dengan menyaksikan pertunjukan musik Fado di Clube do Fado.( sumber : Bisnis.com)
Comments