Tingginya harga cabai menjadi berkah tersendiri bagai petani cabai. Mereka tak lagi menunggu hingga cabai memerah. Sejumlah petani di Wonosari bahkan memetik dini cabai miliknya untuk dapat segera dijual ke pasar dengan harga Rp60.000 per kilogram (kg).
Seorang petani cabai asal Dusun Sumbermulyo, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Jumakir mengakui memetik cabai setiap satu minggu sekali ketika harganya tinggi. Dia tidak lagi menunggu cabai hingga memerah untuk dipetik.
Pasalnya asalkan cabai sudah tua harganya sudah tinggi. “Kalau masih putih seperti ini harganya Rp60.000. Kalau sampai merah harganya Rp100.000,” ungkap dia, Senin (6/2/2017).
Menurut Jumakir untuk memperoleh cabai rawit putih kualitas dua, dia bisa memetik setiap satu minggu sekali. Sementara untuk memperoleh cabai rawit kualitas satu, yang berwarna merah, dia harus menunggu hingga tiga minggu.
“Mumpung harganya tinggi tidak usah menunggu hingga berminggu-minggu baru dipetik,” ujarnya.
Terhitung sejak satu bulan terakhir dia selalu memetik cabainya setiap satu minggu sekali. Hal itu lantaran mulai awal Januari 2017, harga cabai terus merangkak naik. Dari mulai Rp45.000 per kg, hingga kemudian sejak dua minggu terakhir mencapai Rp60.000 per kg.
Padahal sebelumnya untuk cabai rawit kualitas dua yang masih putih, harganya hanya Rp15.000. Sehingga memang biasanya dia harus menunggu hingga tiga minggu sekali untuk memetik cabai demi mendapatkan kualitas satu, dengan harga jual yang lebih tinggi.
Jumakir memiliki sekitar 800 pohon cabai yang berada di lahan seluas 500 meter persegi. Rata-rata setiap satu minggu sekali dia memetik lima sampai tujuh buah cabai setiap pohonya. | Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja |
Comments