Harga gabah dari hasil panen petani di wilayah Kabupaten Bantul, pada musim panen serentak Februari ini mengalami penurunan dibanding hasil panen sebelumnya.
“Harganya (gabah) turun, kalau biasanya Rp2.800 per kilogram dan pas bagus Rp3.000 per kilogram, sekarang ini turun hanya sekitar Rp2.400 per kilogram,” kata petani padi Desa Seloharjo Pundong Sarwono.
Dia tidak mengetahui penyebab penurunan harga gabah di tingkat petani pada musim panen sekarang, namun kemungkinan karena faktor cuaca ekstrem yang pengaruhi kualitas panen tanaman tersebut.
Ia mengatakan, sebab kualitas panen padi di lahan garapannya mengalami penurunan akibat angin kencang selama musim hujan, kondisi itu membuat proses pembungaan atau bulir padi tidak maksimal.
“Karena faktor cuaca bisa, namun sebenarnya kalau melihat cuaca tidak salah, hanya yang menjadi hambatan pada waktu pembuahan bulir padi kena angin,” katanya.
Sarwono mengatakan, dari lahan pertanian yang digarapnya sebanyak 100 lubang atau 1.000 meter persegi, diakui hampir 50 persen yang kualitas panen tidak sebagus kondisi normal karena terkena hama akibat faktor cuaca ekstrem ini.
Petani Desa Seloharjo Pundong lainnya Sadiran mengatakan, karena harga gabah pada musim panen ini menurun, maka dirinya belum akan langsung menjual gabah, melainkan disimpan dan menunggu harga normal.
“Harapannya pemerintah bisa membantu petani dalam mengolah hasil panen, agar petani tidak semakin rugi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi membenarkan kondisi yang dialami petani saat ini, turunnya harga gabah diakibatkan saat ini sedang panen raya di seluruh Bantul, sehingga ketersediaan gabah melimpah.
“Kalau mutu gabah turun dikarenakan cuaca yang sangat ekstrem, budi daya padi di sawah mengalami gangguan, proses penyerbukan tidak maksimal, sehingga produktivitas kurang maksimal,” katanya. (Sumber:Antara)
Comments