Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di
Kota Jogja mengalami peningkatan di tahun 2016.
Meningkatnya jumlah kasus penyakit demam berdarah salah
satunya dipengaruhi faktor keterlambatan dan jejak rekam
medis yang berpindah-pindah.Kematian lebih banyak
disebabkan karena pasien terlambat ditangani secara medis.
drg. Arumi Wulansari, MPH – Kepala Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan pencegahan
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menjelaskan untuk tahun
2017 , data yang dihimpun menyebutkan sampai Februari
sudah ada 90an kasus DBD.
Daerah rawan penyebaran penyakit ini kebanyakan ada di
daerah perbatasan Sleman dan Bantul .Potensi penyakit ini
masih tinggi ditahun 2017. Apalagi cuaca yang tidak
menentu yang terjadi sepanjang Januari hingga Mei dapat
mendorong peningkatan kasus penyakit demam berdarah.
Sementara itu ,dalam kesempatan yang sama dr. ENdang Sri
Rahayu – Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit,
dan Imunisasi pola hidup Dinkes Kota Yogyakarta
menjelaskan dalam penanganan DBD, peran serta
masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan.
Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara
berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim
penghujan.
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan
pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat
meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Comments