Star Jogja ,Yogyakarta. Pakar Ekonomi Makro Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara maksimal bisa mencapai sekitar 5,1% hingga 5,2% pada 2017.
Demikian disampaikan Tony saat Talkshow TerasKita yang bertajuk Indonesia Outlook 2017 di Gedung Poerbatjaraka, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Yogyakarta, Jumat (16/12/2016).
Menurut dia optimisme tersebut muncul dari beberapa indikasi perekonomian dunia. Di antaranya adalah penurunan produksi minyak mentah dunia sekitar 1,5 juta bph, yang dilakukan oleh Saudi Arabia dan Rusia dengan penurunan produksi masing-masing 500 ribu bph.
Selain itu, beberapa negara anggota OPEC lainnya juga menurunkan prokdusi minyak mentahnya, dengan jumlah total keseluruhan sebesar 500 ribu bph.Hal ini berdampak pada peningkatan harga minyak mentah dunia dari kisaran 27 dolar AS per barel pada Februari 2016 lalu, kini harganya naik menjadi diatas 50 dolar AS per barel.
Dampak lanjutannya, kata dia harga batu bara pun mengalami peningkatan mencapai 100 dolar AS per ton pada Desember 2016. Dan jika kondisi tersebut bisa bertahan, maka peluang perekonomian Indonesia tahun 2017 sedikit lebih baik dari tahun 2016.
Ia menambahkan, inflasi akan sedikit naik karena kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah. Kenaikan harga-harga tersebut akan berdampak baik pada sisi fiskal atau anggaran negara.Ia juga memperkirakan investasi mulai meningkat seiring selesainya berbagai proyek infrastruktur serta berbagai implementasi paket kebijakan ekonomi.(Rin/Den)
Comments