Star Jogja, Bantul. Kirab Siwur menjadi tradisi dan tontonan wajib bagi ribuanwarga sekitar Imogiri setiap tahunnya.Kirab ini merupakan acara sebelum tradisi nguras enceh di area pemakaman raja-raja Imogiri.Tak cuman jadi tontonan,ritual ini sarat akan makna tuntunan.
Siwur yang dikirab ini merupakan milik Kabupaten juru kunci Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kabupaten Puralaya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang letaknya tidak berjauhan kurang lebih 500 meter.
Dalam ritualnya, siwur tersebut diambil di pendopo juru kunci masing-masing dengan ritual dan juga arak-arakan barisan dan bregada.Acara ini sendiri berisi kirab sepasang siwur (gayung) yang akan digunakan untuk menguras enceh atau tempayan berjumlah empat yang ada di kompleks Makam Raja Mataram di Imogiri yaitu Kyai Danujaya, Kyai Siyem, Kyai Mendung dan Kyai Danumurti.
Siwur adalah alat untuk mengambil air peninggalan dari nenek moyang yang terdiri dari tiga bagian yakni tempurung kelapa, tangkai dari sebilah kayu dan kancing atau perekat.Siwur mempunyai makna filosofi nek isi ora ngawur terkandung maksud bahwa orang yang berilmu tidak boleh sombong, congkak, dan tidak boleh seenaknya sendiri.
Isi juga berarti, orang yang memiliki kelebihan materi agar tidak menggunakannya secara serampangan. Tetapi, bagikan sedekah pada orang lain.(den)
Comments