Star Jogja, Bantul. Pabrik Gula Madukismo yang ada di Bantul punya tradisi unik jelang musim giling. Tradisi ini dikenal dengan nama Upacara cembengan
Tradisi tersebut sebenarnya merupakan adopsi dari tradisi Tionghoa Cing Bing. Dimana cing bing adalah acara ziarah ke makam leluhur sebelum melakukan karya yang besar.
Awalnya tradisi ini hanya dilakukan oleh para pekerja tionghoa yang bekerja di PG. Madukismo namun kemudian masyarakat lokal pun ikut andil dalam melakukan tradisi tersebut. Yang kemudian orang menyebut tradisi tersebut cing bing-an dn kemudian terucap cembengan.
Saat ini tradisi cembengan bukan hanya sekedar ritual upacara kirab manten tebu yakni kirab tebu laki laki dan tebu perempuan namun sudah menjadi pesta rakyat. Dan menjadikan event ini sebagai pagelaran kesenian dan pasar rakyat. Kesenian yang ditampilkan pun beraneka ragam baik kesenian tradisional maupun kesenian modern.
Upacara ini diawali dengan mengarak tebu laki laki dan tebu perempuan keliling komplek pabrik PG Madukismo. Sebagai lambang tebu laki laki biasanya diambil batang tebu yang berwarna hitam dan untuk yang jenis perempuan biasanya tebu dengan warna kuning.
Sedangkan penamaan pengantin tebu tersebut berbeda beda tergantung hari dalam penanggalan jawa saat tebu tersebut dinikahkan. Makna dari pernikahan tebu tersebut menurut berbagai sumber bahawa pasangan tersebut akan membentuk keluarga yang damai dan sejahtera. cembenganSedangkan makna yang lebih jauh lagi adalah bentuk kerja sama yang lebih baik anara perusahaan dan para petani tebu.( Den)
Comments