StarJogja.com, JOGJA – Hari buruh internasional atau May Day di Jogja diperingati dengan aksi unjukrasa. Tempat utama untuk aksi adalah di Jalan Malioboro hingga titik nol kilometer.
Ratusan aktivis buruh dari Aliansi Buruh Yogyakarta mengendarai sepeda motor melakukan aksi di sepanjang Jalan Malioboro. Para buruh dengan pengawalan polisi menggunakan separo badan jalan. Mereka berorasi di depan kantor DPRD DIY jalan Malioboro.
Aliansi Buruh Yogyakarta menyoroti masih rendahnya upah buruh di Jogja. Rendahnya upah buruh ini menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di DIY. Kondisi kemiskinan ini diperparah dengan ketimpangan ekonomi yang cukup tinggi.
Sekjen Aliansi Buruh Yogyakarta, Kirnadi seperti dikutip dari Detik.com, mengatakan buruh di Jogja dihadapkan pada kenyataan ketidakmampuan untuk memiliki rumah sendiri. Hal ini karena upah murah yang diberikan kepada para buruh.
UMK 2017 di 4 kabupaten dan 1 kota di DIY diterapkan bervariasi. Untuk kota Jogja UMK 2017 sebesar Rp 1.572.200, Sleman Rp 1.448.385, Bantul Rp 1.404.760, Kulon Progo Rp 1.373.600 dan Gunungkidul Rp 1.337.650.
Dalam aksinya, mereka juga menuntut hapuskan outsourcing dan pemagangan, perbaikan layanan jaminan sosial agar layak dan manusiawi, tolak revisi UU ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 yang menghilangkan uang pesangon, menuntut Gubernur DIY menggunakan PP 78 tahun 2015 tentang pengupahan sebagai pedoman kebijakan pengupahan, dan menuntut penerapan kebijakan upah sektoral. (AM)
Comments