StarJogja. JOGJA – Dinas Pendidikan Kota Jogja memfasilitasi keberadaan perpustakaan mini di dalam halte permanen Trans Jogja yang diresmikan Sabtu (6/5/2017).
UPTD Trans Jogja Dinas Perhubungan DIY ke depan berencana mengembangkan di beberapa shelter lainnya. Pojok membaca di dalam tempat pemberhentian bus itu digulirkan untuk mendukung Gerakan Indonesia Membaca.
Perpustakaan mini itu baru dipasang di satu titik tepatnya di Jalan Hayam Wuruk, Tegal Panggung, Danurejan Kota Jogja di jalur sisi barat. Pemilihan di halte ini karena dekat dengan banyak perkantoran dan lembaga pendidikan. Berupa rak buku dari aluminium berukuran panjang dan tinggi tak lebih dari satu meter.
Rak itu dipasang di sebelah kanan pintu masuk menuju bus berdekatan dengan pintu perekaman tiket. Jumlah buku berkisar sekitar 30 judul dengan materi beragam mulai dari anak-anak hingga umum.
Menurut penuturan Ade, penjaga Shelter Trans Jogja, banyak calon penumpang yang merasa penasaran ketika baru datang dan menyempatkan membaca. “Ini baru diresmikan tadi pagi, lumayan juga yang penasaran dan membaca, terutama anak-anak karena sini dekat sekolah,” ungkapnya saat ditemui Harianjogja.com, Sabtu (6/5/2017) sore.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Jogja Budi Asrori menyatakan, keberadaan pojok membaca dengan fasilitas buku tersebut memang baru ada di satu titik halte. Pihaknya menyediakan buku dengan materi yang beragam, agar masyarakat dapat memanfaatkannya saat menunggu Trans Jogja. “Pertama di satu halte, nanti secara bertahap akan ditambahi,” terang Budi.
Meski pada 2018 Dinas Perhubungan DIY akan menghapus keberadaan penjaga di halte atau shelter permanen seiring perombakan sistem pengelolaan Trans Jogja dari UPTD Dishub DIY ke PT Anindya Mitra Internasional, namun program pojok baca di halte bus itu tetap bisa dilakukan. Karena masih ada 30 shelter yang tetap dipertahankan berikut petugasnya.
Sehingga, 30 shelter ini ke depan bisa dibidik untuk pengembangan perpustakaan mini. Trans Jogja sebenarnya memiliki 112 halte permanen, mulai 2017 sudah dikurangi petugasnya untuk dialihkan sebagai pramugara, saat ini tersisa 50 shelter yang ada penjaganya.Sunartono/JIBI/Harian Jogja |
Comments