STARJOGJA- JOGJA, Kelompok mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkat kembali eksistensi payung lukis tradisional pada tanggal 13-14 Mei 2017 yang bertempat di Kelas Pagi Yogyakarta, Jalan Brigjen Katamso, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta.
Payung lukis tradisional ini merupakan produksi lokal asal Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan guna mengenalkan kembali salah satu budaya seni Indonesia yaitu payung lukis yang kini semakin tergeser oleh perkembangan zaman. Berbagai pihak dilibatkan dalam acara ini, diantaranya CAMP Foundation, komunitas Rumah Pohon, seniman lukis muda Yogyakarta – Serunai, Denny Ariandhy dan Wulang Sunu.
Sebelum acara ini berlangsung, telah diadakan roadshow yang berlokasi di The Waroeng Of Raminten Jalan Kaliurang Km. 15,5 Yogyakarta. Roadshow dilaksanakan tiga hari berturut-turut pada 5-7 Mei 2017 sebagai bentuk kampanye untuk mengenalkan budaya payung lukis tradisional Juwiring. Di pamerkan 70 payung yang menghiasi lokasi pada saat itu.
Bertepatan dengan itu dilaksanakan juga lomba foto, di mana peserta mengambil foto bersama dengan paying lukis kemudian mengunggahnya ke instagram dengan memberikan hashtag #festivalpayungtradisonal. Hal ini dilakukan sebagai sarana pendukung pengenalan payung lukis. Kontes foto dilaksanakan hingga berakhirnya acara festival ini yaitu tanggal 14 mei 2017.
Selain memamerkan hasil karya pengrajin payung di Juwiring Klaten pada Festival Payung Lukis Tradisional Juwriring, juga terdapat photo story yaitu foto-foto yang dipamerkan untuk menceritakan aktivitas pembuatan payung lukis tradisional. Pengunjung dibekali pemandu yang akan menerangkan latar belakang acara dan setiap foto yang ada, kemudian dibawakan pula leaflet sebagai bahan bacaan pengunjung.
Selain pameran, acara ini juga dimeriahkan dengan adanya workshop bersama para pengrajin payung lukis Juwiring yang dihadirkan langsung dari desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Klaten Jawa Tengah. Workshop ini menunjukkan tahap-tahap membuat paying lukis tradisional mulai dari membuat kerangka, menyulam rangka payung, dan akhirnya melukis. Tahap yang dirasa paling membutuhkan waktu lama adalah pada menyulam karena dibutuhkan ketelatenan agar sulaman terlihat rapi. Peserta workshop mendengarkan dengan seksama dan beberapa diantaranya ikut mempraktekkan juga. Workshop diadakan dua hari sesuai dengan jadwal pameran di area lokasi pameran.
Comments