Starjogja.com, Jogja – Meningkatkanya popularitas Candi Ratu Boko, Prambanan, Sleman memberikan beban pemeliharaan yang lebih berat. Sejumlah pengunjung masih banyak yang belum bisa menjaga keutuhan situs peninggalan masa Hindu-Budha ini.
Wahyu Astuti, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY mengatakan jika salah satu sinema populer dan sosial media memang berpengaruh banyak pada popularitas situs peninggalan abad ke-8 ini.
Ia menilai keuntungan terbesar dirasakan secara komersil oleh pihak pengelola. Namun, dari segi konservasi, kerja pemeliharaan situs ini menjadi lebih berlipat. Wahyu mengatakan meskipun kesadaran masyarakat akan konservasi situs peninggalan kini lebih terbangun namun masih banyak yang tetap melakukan tindak vandalisme.
Disebutkan, tindak perusakan yang dilakukan bukan hanya coret-coret semata namun juga mengukir batu candi. Karena itu, dalam beberapa kesempatan, satpam maupun personil lainnya harus mengikuti wisatawan yang dianggap berpotensi melakukan pengrusakan.
Naiknya popularitas candi ini juga diakui oleh Purwanto, Direktur Utama dari Taman Wisata Candi (TWC) selaku pengelola objek wisata Candi Prambanan, Ratu Boko dan Borobudur.
Hal ini dibuktikan dengan penerapan harga tiket yang sama dengan Candi Prambanan dan Borobudur. Padahal sebelumnya, tiket masuk ke Candi Ratu Boko jauh lebih murah dari kedua candi yang populer lebih dulu ini.
Ia mengatakan kenaikan tiket lebih diakibatkan kelas situs tersebut yang saat ini dianggap setara dengan kedua candi itu dari segi pengembangan. “Kini dianggap setara dari segi pengembangan dan standarnya,” ujar dia.
Dikutip dari Harianjogja.com, Kini, pengunjung candi ini bisa mencapai 2.000 pengunjung per hari. Angka ini jauh lebih tinggi dari beberapa waktu yang lalu dan bisa meningkat tajam ketika hari-hari libur. Saat ini, tiket masuk Candi Ratu Boko dibandrol dengan harga Rp40.000 dari sebelumnya Rp30.000 per orang dewasa dan Rp20.000, dari Rp12.500, untuk anak-anak. (AM)
Comments