STARJOGJA, BANTUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul menyatakan peristiwa kekeringan atau kesulitan air karena dampak musim kemarau 2017 dirasakan lebih ekstrem dibanding dampak kemarau 2016.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto menjelaskan, peristiwa kekeringan atau kesulitan air bersih yang dirasakan warga Bantul terutama di dataran tinggi memang dialami setiap tahun saat puncak kemarau, namun dampak itu pada kemarau 2017 dirasakan makin parah dari tahun sebelumnya.
Dwi Daryanto mengatakan, salah satu dampak kemarau yang dirasakan di Bantul adalah kekeringan yang dialami warga Karangtalun Desa Wukirsari Imogiri, yang mana sumber air yang biasanya mencukupi kebutuhan warga saat kemarau, kemarau ini berkurang.
Menurut dia, mesin pompa air dalam sumur kalau dipaksakan untuk menyedot air bisa berpotensi rusak karena tidak sesuai air yang masuk dengan panas mesinnya, sehingga mesin tidak dipakai dan solusi sementara diberikan bantuan air bersih.(ant)
Comments