STARJOGJA,JOGJA -Potensi gangguan jiwa bisa dialami oleh semua kalangan.Data menunjukkan tren penderita gangguan jiwa semakin muda.Faktor tidak kuat menghadapi tekanan bullying menjadi salah satu penyebabnya.
Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia ,Etty Kumolowati menyebutkan mengatakan secara umum ada dua kondisi gangguan jiwa, yaitu gangguan jiwa ringan dan berat. Gangguan jiwa berat secara sederhana dapat diartikan sebagai kondisi di mana seseorang tidak dapat membedakan realita dan fantasi.
Gangguan ini juga bisa muncul ketika kehidupan seseorang terganggu, baik secara sosial, fungsional, maupun diri pribadi. Misalnya tidak mampu mengurus diri, gamang bersosialisasi, dan sebagainya. Gangguan ini juga dapat memunculkan ketidaknyamanan perasaan, misalnya marah tanpa sebab, mengamuk, dan sebagainya.
“Jenis gangguan jiwa berat bermacam-macam. masyarakat bisa mengenal tanda tanda sederhana itu,” kata Etty saat berbincang di Program Lintas Kota, Rabu (25/10/2017).
Beberapa gejala dapat diamati secara kasat mata. Misalnya kegamangan merawat diri serta perbedaan perilaku yang mencolok. Gejala lain perlu dilihat melalui tes medis, misalnya untuk mengukur tingkat stres hingga gangguan organik atau fungsional.
Gangguan jiwa berat melibatkan tiga faktor penyebab, yaitu biologis, psikologis, dan sosial. faktor biologis, misalnya ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak. Faktor psikologis berkaitan dengan kepribadian pasien. Faktor sosial terkait dengan lingkungan sekitar, misalnya bullying di sekolah, masalah dalam pekerjaan, tuntutan sosial masyarakat, dan sebagainya.
” Kami merawat seorang remaja yang mengalami gangguan jiwa akibat terlalu sering dibully oleh teman temannya di sekolah.Ia merasa semua orang menghinanya “,jelasnya.
Comments