STARJOGJA,JAKARTA – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi.Langkah ini diambil karena kenaikan harga berpengaruh di dalam penambahan jumlah angka kemiskinan di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir,dalam Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017,Senin (20/11/2017) menuturkan Penduduk miskin di Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan harga. Mereka rentan pada kenaikan harga khususnya kelompok makanan. Apabila terjadi kenaikan harga harga beras sebesar 10 persen maka orang miskin baru akan bertambah 1,2 juta orang.
Iskandar menuturkan secara nasional kontribusi komponen makanan terhadap garis kemiskinan mencapai 73,19 persen.Dari angka tersebut tercatat 10 komoditas yang menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan, yakni beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, kopi buku dan kopi instan, tempe, bawang merah, dan tahu.
Iskandar juga menuturkan tingkat inflasi yang stabil juga penting bagi APBN. Pasalnya tingkat inflasi menjadi salah satu indikator penting bagi investor Surat Berharga Negara (SBN) dalam menetapkan tingkat risiko. Tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan suku bunga yang dibayarkan dan menambah beban APBN.Iskandar menegaskan tingkat inflasi juga berpengaruh terhadap daya saing suatu negara dan keputusan ekonomi pelaku usaha.(NAW/DEN)
Comments