STARJOGJA, JAKARTA – Penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia hingga hari ini masih tergolong rendah.Direktur Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari dalam pelatihan Wartawan Bank Indonesia 2017 menyatakan penyaluran kredit UMKM Indonesia baru sebesar 7,1 persen terhadap Gross Domestic Product (GDP )
Ia mengatakan rata-rata pembiayaan UMKM oleh bank di Asia memiliki rasio 11,6 persen terhadap GDP dan 18,7 persen terhadap total pembiayaan. Menurut dia, pembiayaan kepada UMKM masih belum menjadi target utama dalam penyaluran kredit perbankan di kebanyakan negara Asia, misalnya Kamboja, Malaysia, dan Indonesia, karena tingkat risiko yang tinggi.Bahkan, ia menyebut non-performing loan (NPL) kredit UMKM Indonesia masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti Thailand dan Kamboja.
Yunita lebih lanjut menjelaskan pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia sebagai program pengendalian inflasi dilakukan melalui pengembangan klaster berupa sekelompok UMKM yang beroperasi pada sektor/subsektor yang sama atau merupakan konsentrasi perusahaan yang saling berhubungan dari hulu ke hilir dan fokus pada komoditas penyumbang inflasi.Beberapa inovasi dari klaster lima komoditas penyumbang inflasi volatile food, yakni klaster bawang putih, klaster sapi, klaster bawang merah, klaster cabai merah, dan klaster padi.(NAW/DEN)
Comments