STARJOGJA, SLEMAN – Gerakan Nasional 1000 Startup Digital telah dilaksanakan di 10 kota besar di Indonesia. Kabupaten Sleman menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan tahap akhir di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta bagi program yang diinisasi oleh Kementerian Kominfo dan Kibar ini. Tahap akhir yakni tahap bootcamp ini digelar pada Sabtu (2/12) hingga Minggu (3/12) di Aula BAPPEDA Kabupaten Sleman.
Sebelumnya, untuk Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 1200 pendaftar pada tahap ignition atau seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreneurship. Dari 1200 peserta ini disaring menjadi 850 peserta untuk melanjutkan ke tahap workhop pembekalan keahlian membuat startup digital. Berbekal dari ilmu yang didapat di workshop, 250 peserta melanjutkan ke tahap ketiga yaitu hackathon untuk menghasilkan prototype produk dari ide solusi aplikasi. Selanjutnya, 100 peserta yang terdiri dari 14 tim mengikuti tahap bootcamp yang merupakan sesi mentoring mendalam untuk menyiapkan strategi peluncuran produk.
Noor Iza, Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, menyampaikan apresiasinya bagi para peserta yang berhasil berpartisipasi hingga tahap keempat ini. Iza juga menuturkan bahwa pemerintah mendorong pengembangan peta jalan e-commerce dan ekosistem industri digital dari berbagai lini. “Pertama kita dorong UMKM go online terus kedua technopreneurship sehingga hadir 1000 startup,” tutur Iza.
Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, Iza menggarisbawahi bahwa para penggiat technopreneur harus mampu berpikir besar. “Tentu untuk konteks we think big now, pemerintah punya program untuk mendorong startup menjadi unicorn yang namanya Next Indonesian Unicorn,” jelas Iza. Program ini dituturkan Iza sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ‘The Digital Energy of Asia’ di Silicon Valley.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, menambahkan bahwa Kabupaten Sleman patut berbangga karena telah ditunjuk sebagai salah satu daerah untuk menjalankan program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Sri Purnomo juga menyampaikan bahwa gerakan ini juga memiliki kaitannya dengan Gerakan 100 Smart City yang tengah dijalankan Kabupaten Sleman. “Sebetulnya endingnya smart city ini hampir sama dengan 100 startup digital yakni memudahkan kehidupan masyarakat dari yang awalnya lama menjadi cepat dari yang awalnya sulit menjadi mudah,” jelas Sri.
Sri juga menjelaskan bahwa Kabupaten Sleman memiliki potensi yang besar untuk startup bisnis, karena 250 ribu mahasiswa ada di Sleman. Karenanya, Pemerintah Kabupaten Sleman pun mendorong generasi muda ini untuk dapat terus berkarya. “Bahkan sebelum lulus sudah bisa punya penghasilan, bisa membuka lapangan kerja, sehingga siap terjun ke pasar bebas tingkat Asean,” lanjut Sri.
Hal ini diamini oleh Surya Eka Prihantoro, Sekretaris Dinas Kominfo Sleman, bahwa pemerintah berperan memberikan fasilitas bagi seluruh startup yang beraktivitas di Kabupaten Sleman. “Ke depan kita akan lebih banyak berkomunikasi dan berinteraksi dengan startup supaya mereka bisa berkembang,” tambah Eka.
Eka membeberkan bahwa Pemkab Sleman juga tengah menyusun sebuah solusi yang memungkinkan startup di Sleman bisa saling berbagi ilmu dan ide. “Ini nanti akan kita realisasikan pada 2018 atau 2019, sehingga nanti perkembangan startup di Sleman itu bisa lebih pesat dan Sleman sendiri menjadi kabupaten yang bisa memproduksi produk-produk dari startup itu agar bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Eka.
Comments