STARJOGJA,SLEMAN – Akhir tahun, Pertamina mulai menyalurkan stok fakultatif elpiji 3kg. Kendati demikian, konsumen masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji yang sering disebut gas melon ini.
Misbah, pedagang bakpao keliling yang tinggal di Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman mengaku sejak dua pekan ini ia kesulitan mendapatkan pasokan elpiji 3kg. Sehari-harinya, ia selalu menggunakan elipiji 3 kg untuk berjualan bakpao secara berkeliling sampai Pakem, Sleman.
“Kalau pas keliling [gasnya habis] ya di situ saya nyarinya. Biasanya di Minomartani atau Pakem, tapi susahnya minta ampun nyarinya. Kalaupun ada harganya Rp25.000,” katanya pada Harian Jogja, Minggu (10/12/2017).
Ia mengatakan, toko kelontong yang biasa ia datangi saat ini juga hanya menjual sekitar empat tabung sehingga barang cepat habis. Menurutnya, tidak hanya kalangan UKM saja yang menggunakan elpiji 3kg tetapi juga kalangan rumah tangga mampu. “Jadi enggak tepat sasaran,” kata Misbah.
Jika tidak mendapatkan pasokan gas melon, ia terpaksa menghentikan jualannya karena sudah tidak ada energi untuk menyalakan kompor. Selain rugi karena tidak dapat berjualan lagi, ia juga harus menanggung harga elpiji yang tinggi.
Kepala Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Siswanto mengatakan, pada November lalu Pertamina memang tidak menyalurkan pasokan tambahan atau fakultatif elpiji 3kg karena tidak ada event khusus. Namun pada Desember ini, Pertamina sudah memberi sinyal hijau dengan menambah kuota gas melon karena akan ada perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Keberadaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), musim hujan, dan liburan anak sekolah diprediksi akan membuat permintaan gas melon meningkat,” kata Siswanto.
Siswanto mengatakan, jika penyaluran gas melon oleh agen dilakukan secara bergiliran sehingga penerimaan di tingkat konsumen tidak serentak. Pertamina masih akan menambah pasokan lagi jika kebutuhan gas melon belum tercukupi kendati suplai gas melon di DIY sebenarnya sudah melebihi batas atau over supply sekitar 1,8%.
Sementara itu, PT Pertamina memastikan elpiji 3kg dapat diperoleh di SPBU dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET). Hal ini bertujuan menstabilkan harga. “Sebanyak 830 SPBU yang tersebar di Jawa Tengah dan DIY telah kami siapkan untuk menjual elpiji 3kg dengan harga sesuai ketentuan pemerintah,” ungkap General Manager Marketing Operation Region IV Yanuar Budi Hartanto.
Berikut Alokasi Elpiji 3kg pada Desember 2017 di DIY:
1. Bantul:
Alokasi reguler: 694.680 tabung
Fakultatif awal bulan : 43.680 tabung
Fakultatif tambahan: 9.960 tabung
Total alokasi: 748.480 tabung atau 86 MT/day
2. Gunungkidul
Alokasi reguler: 291.920 tabung
Fakultatif awal bulan : 12.200 tabung
Fakultatif tambahan: 3.240 tabung
Total alokasi: 307.360 tabung atau 35 MT/day
3. Kulonprogo
Alokasi reguler: 266.760 tabung
Fakultatif awal bulan : 12.280 tabung
Fakultatif tambahan bulan: 2880 tabung
Total alokasi: 281.920 tabung atau 33 MT/day
4. Sleman
Alokasi reguler: 922.120 tabung
Fakultatif awal bulan : 44.640 tabung
Fakultatif tambahan: 10.520 tabung
Total alokasi: 977.280 tabung atau 113 MT/day
5. Jogja
Alokasi reguler: 545.800 tabung
Fakultatif awal bulan : 5.640 tabung
Fakultatif tambahan: 9.960 tabung
Total alokasi: 575.880 tabung atau 66 MT/day
Sumber : PT Pertamina MOR IV
Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja
Comments