Starjogja.com, Gunung Kidul – Penyesalan memang datangnya selalu belakangan. Hal itu mungkin yang saat ini dirasakan oleh petani di Gunung Kidul. Akibat Badai Cempaka beberapa waktu lalu ada ratusan hektare lahan tanaman pangan yang mengalami gagal panen. Kerugian yang diderita petani ditaksir hingga Rp3,3 miliar, tetapi karena tak memiliki asuransi banyak petani yang akhirnya gigit jari.
Seorang petani di Dusun Gelaran I, Desa Bejiharjo Sutarno merupakan salah satu petani yang harus menanggung kerugian akibat banjir yang disebabkan Badai Cempaka.
Sawah seluas 700 meter persegi miliknya yang telah ditumbuhi padi berusia dua pekan ludes terhempas banjir. Biaya pengeolahan tanah, bibit hingga pupuk sekitar Rp5 juta harus ia relakan.
Dikutip dari Harianjogja.com, Sutarno mengaku pada awal musim tanam lalu ia mendapatkan sosialisasi bersama dengan ratusan petani yang tergabung dalam kelompok tani Sari Bumi terkait asuransi usaha tani padi (AUTP). Namun dari ratusan anggota termasuk dirinya pada waktu itu belum tertarik dengan adanya asuransi yang mengahrusnya membayar premi Rp36.000 per hektare.
Namun pasca bencana, saat ini banyak yang mulai menyadari tentang pentinya asuransi. Karena dampak dari bencana sangat membawa kerugian bagi petani. Selain puluhaan lahan gagal panen, di Dusun Gelaran I ada juga beberapa hektare sawah yang terkis hingga mengilangkan lapisan tanah.
(Am)
Comments