STARJOGJA,JOGJA-Musim liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 berdampak positif terhadap bisnis perhotelan di Jogja.
Ketua Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Istidjab Danunagoro kebanyakan hotel yang kamarnya terisi penuh berasa di wilayah ring satu dan dua, yakni kawasan terdekat dengan tugu hingga Jalan Malioboro sebagai ikon wisata Jogja.
Menurutnya, tamu yang umumnya wisatawan memang lebih menyukai hotel di kedua kawasan tersebut. Hal itu karena hotel terletak di pusat kota maupun sekitarnya sehingga dinilai strategis dan dekat dengan destinasi wisata andalan Jogja seperti Keraton dan Malioboro.
Di sisi lain, hotel-hotel ring tiga cenderung kurang dipilih wisatawan karena dianggap jauh dari pusat keramaian, misalnya di sekitar Ring Road Utara dan Bantul. Namun, Istidjab menyebut banyak juga hotel bintang empat dan lima di kawasan ring tiga yang dipenuhi tamu.
Kondisi tersebut didukung berbagai acara khusus perayaan Natal maupun malam pergantian tahun yang berhasil meningkatkan animo tamu.
“Se-DIY itu okupansinya bisa 78-80 persen. Hotel nonberbintang juga lumayan dapat limpahan dari yang berbintang. Bisa 50-60 persen,” ujar dia.
Istidjab lalu mengatakan, peningkatan okupansi hotel di Jogja juga dipengaruhi adanya limpahan wisawatan yang sebenarnya ingin ke Bali tapi khawatir dengan kondisi Gunung Agung. Jogja kemudian muncul sebagai alternatif utama. | Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja |
Comments