STARJOGJA.COM,JOGJA – Prof. Mahfud MD menyayangkan penggunaan dana keistimewaan (Danais) DIY yang menurutnya lebih banyak untuk pertunjukan.
“Seharusnya bisa lebih monumental, bukan sekali jadi terus habis,” katanya, ditemui Harianjogja.com sebelum mengisi acara di Kampayo, XT Square, Umbulharjo, Kota Jogja pada Jumat (12/1/2018).
Salah satu alokasi yang dinilai lebih berdampak jangka panjang oleh Mahfud adalah pembinaan khususnya yang berdampak pada kelestarian budaya Jogja. Cara ini jauh lebih memberikan tinggalan yang lebih baik khususnya untuk kemampuan SDM.
Sementara itu, Prof. Edy Suandi Hamid yang juga mengisi acara yang sama mengakui memang dibutuhkan pendamping yang benar-benar kompeten dalam pelaksanaan Dana Desa. DIY selaku kota pelajar bisa memanfaatkan potensi akademisi yang ada salah satunya untuk menggunakan dana itu dengan efektif.
“Ada 50.000 KKN setiap tahunnya dari kampus di Jogja, ini bisa jadi potensi pendampingan,” katanya. Campur tangan kalangan akademisi juga bisa menghindarkan perangkat desa dari jeratan hukum akibat penyalahgunaan dana.
Serupa, ia juga mengatakan jika jumlah dana fantastis sejauh ini memang tidak diikuti dengan efektivitas. Jika dimaksimalkan dan menyentuh hingga masyarakat lapis bawah, dana yang disalurkan seharusnya bisa memberikan efek berlapis. Pemanfaatan dana desa dikatakan harus benar-benar menyerap potensi lokal bukan cuma sekedar SDM namun juga bahan baku
Comments