STARJOGJA.COM, JOGJA – Tim Pengendali Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta meminta pedagang dan distributor beras di daerah itu untuk tidak mengambil untung berlebihan seiring masih terjadinya gejolak harga komoditas itu di pasaran.
Ketua III Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta Budi Hanoto mengatakan bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan TPID DIY akan terus meningkatkan pemantauan di lapangan untuk mengetahui kemungkinan adanya penimbunan serta penjualan beras dengan harga terlalu tinggi atau jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) beras.HET untuk wilayah Pulau Jawa ditetapkan Rp9.450 per kg (beras medium) dan Rp12.800 per kg (beras premium).
” TPID akan menindak tegas pedagang maupun distributor yang memanfaatkan situasi ini. Sanksi kami berikan sesuai pelanggaran yang dilakukan,” kata Budi.
Menurut dia, hingga saat ini stok beras di DIY dalam kondisi aman. Stok beras yang tersimpan di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) DIY masih mencapai 6.000 ton yang diperkirakan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 4-5 bulan ke depan.
Menurut dia, kenaikan harga beras di DIY dipicu tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas itu saat libur akhir tahun 2017. Cuaca ekstrem yang dipicu siklon tropis Cempaka pada penghujung 2017 ikut mengganggu produksi beras sehingga memiliki andil mendorong tingginya harga komoditas itu di pasaran.
Budi memperkirakan harga beras akan mulai menurun kembali saat musim panen raya tiba pada Februari 2018.(DEN)
Comments