STARJOGJA.COM,TRAVEL – Kini masyarakat Yogyakarta tidak perlu jauh-jauh ke Bali untuk bermain flyboard karena sudah ada di Pantai Baron. Untuk memainnya pun terbilang mudah.
Sebab yang dibutuhkan adalah ketenangan agar bisa melayang di udara. Selain itu juga permainan diawasi oleh instruktur-instruktur andal.
Di sisi lain keberadaan flyboard ini juga turut mendongkrak wisatawan ke pantai tersebut. Berikut petikan wawancara Bisnis lewat sambungan telepon dengan Ahmad Badruzzaman Instruktur Flyboard Baron, operator flyboard di Pantai Baron:
Bisa dijelaskan latar belakang berdirinya Flyboard Baron?
Kami baru buka awal Novemer tahun lalu. Kami merupakan flyboard pertama di Jawa Tengah, khususnya di Yogyakarta. Sebetulnya kami berawal dari eksebisi di Pantai Baron untuk mengetahui bagaimana respon orang-orang di sana terhadap flyboard. Ternyata respon mereka cukup positif. Akhirnya kami buka flyboard di sini [Pantai Baron]. Makin ke sini semakin digemari. Dan, memang kebanyakan orang yang coba flyboard di Bali berasal dari Yogyakarta. Ya sudah akhirnya kami berinisiatif untuk membuka di Yogya.
Kemudian Dinas Pariwisata [Gunungkidul] sangat mendukung adanya flyboard ini karena dapat meningkatkan kualitas pariwisata. Sebelumnya kan Pantai Baron kebanyakan pengunjungnya berasal dari kelas menengah ke bawah. Kini setelah ada, flyboard pengunjung kelas menengah atas pun mulai berdatangan untuk bermain flyboard.
Untuk tarifnya sendiri, hari normal Senin – Jumat : Rp250.000 per 10 menit dan Rp500.000 per 20 menit. Selanjutnya tandeman dengan instruktur Rp125.000. Sedangkan akhir pekan, Rp300.000 per 10 menit dan Rp550.000 per 20 menit. Kalau tandem biasanya bagi mereka yang tidak bisa atau panik saat menggunakan alat ini.
Namun untuk di Pantai Baron kami tidak buka pada Selasa dan Jumat Kliwon karena menurut tradisi setempat di hari itu tidak boleh ada aktivitas air.
Bagi orang yang mau mencoba tidak perlu latihan terlebih dahulu karena kami akan briefing. Dan, sudah pasti bisa terbang asalkan tidak panik. Jadi orang baru pertama kali pun langsung bisa mencoba permainan ini.
Untuk instruktur harus terlatih karena mereka bertanggungjawab terhadap keselamatan pengguna. Mereka [instruktur] mesti memiliki keseimbangan yang bagus.
Terbilang baru di Indonesia, bagaimana mengenalkan olahraga ini?
Dahulu kami dari jalan mendatangi tamu sebarkan brosur belum ada yang respon. Baru setelah ada iklan salah satu rokok di televisi baru flyboard mulai booming. Orang-orang penasaran apakah itu nyata atau tidak. Ternyata ada di Bali. Dari situlah orang mulai percaya. Di Indonesia, permainan ini masuk sekitar 2012-an.
Bagaimana tren olahraga ini di Indonesia dari tahun ke tahun?
Alhamdulilah makin banyak peminatnya. Kalau dahulu awal rintis susah sekali [cari peminatnya]. Untuk sekarang terbilang merata, tidak hanya kelas menengah atas tetapi juga menengah kebawah sudah ada peminatnya. Kalau di Yogya, peminatnya beragam seperti mahahsiswa, pelajar, dan masyarakat umum karena harganya memang terjangkau.
Bagaimana mendapatkan perlatannya? Berapa kisaran harganya?
Kami ambil langsung dari produsen aslinya di Prancis. Kami sendiri ada dealer di Bali. Saat ini memang ada juga produk-produk dari China cuma kami tidak pakai. Sebab banyak yang rusak. Kami utamakan keselamatan dalam menggunakan produk. Bila ada komponen yang rusak segera ganti.
Jika ada perorangan yang minat harganya sekitar Rp145 juta. Harga tersebut tergantung dari kurs Euro. Kebanyakan saat ini yang membeli secara pribadi adalah pengusaha dan pejabat.
Seperti apa ancaman cedera dari olahraga ini? Bagaimana mengantisipasinya?
Sejauh ini belum pernah ada yang mengalami cedera. Paling cuma lelah. Kami selalu siapkan instruktur yang berada di jet ski dan air untuk keselamatan pengguna. Kalau pemula biasanya terbangnya 1 meter karena harus menyesuaikan keseimbangan. Bila sudah bagus keseimbangannya, bisa dinaikkan 2 meter.
Terpenting bukan wanita hamil. Untuk usia minimal 20 tahun. Kurang dari usia itu biasanya akan didampingi oleh instruktur. Dari orang tua juga banyak peminatnya. Pernah ada pengusaha berusia 50 tahun mencoba permainan ini.
Bagaimana pemilihan lokasi untuk flyboard? Apakah ada syarat-syarat tertentu?
Untuk pemilihan lokasi kami cari pantai yang tidak ada ombaknya. Sebab bila banyak ombak maka flyboard sulit dioperasikan karena butuh keseimbangan. Seperti di Pantai Baron ini, ombaknya agak ke tengah kami memanfaatkan area yang dekat aliran sungai. Selain itu, flyboard juga bisa digunakan di danau atau kolam renang yang memiliki air tenang.
Setelah di Pantai Baron ini, jika responnya semakin bagus kami juga berencana membuka ke tempat lain di Pulau Jawa.(BISNIS.COM)
Comments