Starjogja.com, Sleman – Kebutuhan darah yang tinggi di rumah sakit mendorong Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman agar setiap rumah sakit di Sleman bekerjasama memiliki bank darah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dalam acara Evaluasi Pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD) dan Pencermatan Draft MoU di Hotel Prima SR, Beran, Tridadi, Selasa (30/1).
Menurut Muslimatun, penyediaan bank darah ini berkaitan dengan kecepatan dan keselamatan pasien dalam hal ketersediaan darah. Pasalnya kasus kematian pasien akibat pendarahan cukup tinggi seperti kasus kematian ibu hamil yang didominasi karena terjadi pendarahan. “Ketika darah itu dibutuhkan, ada dan tersedia di rumah sakit. Sehingga tidak perlu lari-lari
Lebih lanjut Muslimatun menyampaikan bahwa bank darah sebenarnya merupakan kebutuhan rumah sakit. Bank darah digunakan untuk memberikan pelayanan darah pada pasien yang diambil dari PMI. Sehingga ketika ada kegawat daruratan atau dibutuhkan, darah sudah tersedia dan tidak perlu mencari keluar. Ketersedian darah di bank darah juga berdampak langsung pada efisiensi waktu penyelamatan pasien.
Sementara itu Ketua PMI Kabupaten Sleman menjelaskan bahwa PMI Sleman tidak melayani pengambilan darah yang dilakukan perorangan melainkan antar lembaga saja (rumah sakit dengan PMI). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan prima pada pasien, sehingga pasien tidak perlu direpotkan dengan persoalan darah sekaligus untuk menjaga kualitas darah.
Menurutnya perlakuan terhadap darah juga tidak semua orang paham. Suhu untuk menyimpan darah harus benar-benar dijaga agar kualitasnya tetap baik sehingga membutuhkan tempat khusus untuk menyimpan seperti bank darah. “Kalau darah diambil langsung oleh keluarga pasien sudah pasti tidak standard an kualitasnya menurun. Kalau kualitas darah turun dan sampai pada pasien untuk ditransfusikan ya boleh dikata muspro (sia-sia),” katanya.
(Den)
Comments