STARJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL—-Kondisi sungai bawah tanah di Gunungkidul disebut sudah tercemar bakteri. Namun untuk pencemaran lain seperti sampah belum dapat dipastikan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Gunungkidul, Agus Priyanto mengatakan belum dapat memastikan kondisi lingkungan atau sampah yang ada di sungai bawah tanah. “Perlu dukungan dokumen untuk memastikan dulu berapa aliran sungai yang pasti. Saya juga baru mencari itu. Tetapi yang terlihat saat ini salah satu muaranya di Pantai Baron,” ujarnya, Selasa (30/1/2018).
Untuk permasalahan sampah yang ada dia tidak dapat memastikan. Namun untuk kondisi airnya kandungan Bakteri E-Coli tinggi. “Untuk kandungan Bakteri E-Coli memang tinggi kami pernah ambil contoh di Pantai Baron air sungai bawah tanah itu,” ujarnya.
Dia mengatakan tingginya Bakteri E-Coli disebabkan tipe tanah kapur yang memiliki rongga dan pori yang mudah meresap. Agus menduga hal itu karena kotoran sapi atau kotoran manusia yang langsung dibuang tanpa ada septic tank. Bakteri E-Coli dapat menyebabkan penyakit, salah satunya diare. Hal tersebut menurutnya perlu menjadi perhatian seluruh masyarakat agar menjaga sungai yang ada.
Dia mengatakan nantinya akan dibentuk Forum Peduli Kali, yang akan mencari meneliti lebih jauh keberadaan sungai bawah tanah itu. Misalnya mencari tahu dari mana asal limbah yang mencemari sungai.
Sementara itu Kepala Balai Pengawasan dan Perizinan ESDM Wilayah Gunungkidul, Pramuji Reswandono juga mengatakan belum ada kajian mendalam terkait pencemaran sungai bawah tanah. “Terkait ada pencemaran atau tidak saya belum berani memastikan mungkin DLH yang mengkaji itu,” ujarnya.Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja
Comments