STARJOGJA.COM, JOGJA – Saat melewati kawasan timur Tugu Jogja, kita akan menemui sebuah rumah tua .Rumah Phonix namanya . Bangunan ini berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 18 Yogyakarta atau dahulu dinamakan Tugu Wetan. Bangunan ini didirikan pada tahun 1918 M oleh Mr. Kwik Djoen Eng sebagai rumah tinggal dan pada tahun 1930 M saat resesi ekonomi rumah tersebut dijual kepada Liem Djoeng Hwat.
Akhirnya oleh Liem Djoeng Hwat rumah di selatan dan utara jalan diwariskan kepada Liem Ing Hwie, yang merupakan seorang keturunan Tionghoa yang mempunyai kepedulian kepada Kebudayaan Jawa. Oleh karena itu, di samping sebagaipengusaha Liem juga menjadi salah seorang anggota Java Institute dan akhirnya menjadi kurator Museum Sonobudoyo sejak tahun 1935.
Nama Phonix dipakai pada saat rumah tersebut sudah diwariskan dari Liem Ing Wie kepada anaknya P. Liem Liang Hoei (Paulus Wikanto Sulaiman). Pilihan nama tersebut untuk mengenang ayahnya yang mendirikan kelompok belajar di Universitas Delf Belanda. Nama kelompok yang didirikan adalah Delf Studenclock Phonix. Bangunan ini terdiri atas rumah induk, paviliun, dan bangunan belakang (dapur, kamar mandi, dan garasi).
Beberapa elemen bangunan, baik fasad, atap, dinding, ragam hias, jendela, pintu, dan lantai mengindikasikan
bahwa bangunan tersebut bercorak indis berlanggam atau gaya art deco, yang berkembang pesat di Kota Yogyakarta pada awal abad XX.
sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Comments